Mengapa Semua Negara Selalu Punya Ibu kota? Ternyata Ini Cara Menentukannya
Kota besar di dunia seperti London, Madrid, Paris hingga Tokyo merupakan Ibu kota masing-masing negara. Namun mengapa kota tersebut dipilih?
Kota besar di dunia seperti London, Madrid, Paris hingga Tokyo merupakan Ibu kota masing-masing negara. Namun mengapa kota tersebut dipilih? Bagaimana cara menentukan Ibu kota di setiap negara? Ini jawabannya.
Mengapa Semua Negara Selalu Punya Ibu kota? Ternyata Ini Cara Menentukannya
Setiap negara pasti memiliki Ibu kota sebagai salah satu simbol maupun pusat kegiatan negara berlangsung.
Lokasi ini biasanya menjadi kunci baik untuk pemerintahan maupun pusat kegiatan ekonomi warganya.
Biasanya faktor geografis hingga sosial-politik menjadi salah satu alasan sebuah kota dipilih menjadi Ibu kota.
Namun alasan apa saja yang biasanya menjadi patokan sebuah kota dipilih jadi Ibu kota?
Sebuah artikel dari laman Britannica mengulas tentang alasan sebuah kota dipilih menjadi Ibu kota, termasuk beberapa kota besar di dunia ini bisa mendapat gelar 'Ibu kota negara'. Berikut ulasannya.
Faktor Geografis
Banyak negara memilih ibu kota yang secara geografis terpusat karena alasan keadilan dalam pemerintahannya.
Lewat cara ini, sebuah Ibu kota tidak akan bias terhadap satu wilayah atau wilayah lainnya sehingga meminimalisir terjadinya konflik horizontal.
Contohnya adalah Madrid yang terletak hampir persis di tengah-tengah Spanyol. Harapannya beberapa kota sekitar bisa dijangkau dari kota ini.
Selain itu ada Nigeria yang memutuskan untuk membangun ibu kota baru di Abuja, yang baru resmi ditetapkan sebagai ibu kota pada tahun 1991. Lokasinya ada di tengah-tengah—sebuah tempat yang menandakan persatuan dalam sebuah negara yang sering dianggap terpecah belah berdasarkan geografinya.
Kepadatan Wilayah
Beberapa negara lebih memilih kota yang sudah ada ketimbang membangun kota baru. Namun mereka akan melihat faktor populasi sebagai perhatian utama.
Ibu kota biasanya adalah kota yang paling padat penduduknya di antara kota-kota di suatu negara.
Sebagai contoh, Seoul, Korea Selatan, memiliki hampir 20 persen penduduk negara tersebut. Lima, Peru, dan Santiago, Chili, masing-masing merupakan rumah bagi seperempat penduduk negara mereka.
Faktanya ketiga kota tersebut saat pertama kali dipilih sebagai ibu kota merupakan pusat populasi utama di negara mereka, meskipun persentasenya lebih kecil dibandingkan saat ini.
Pada tahun 1949, seusai negara Korea Selatan didirikan, populasi Seoul yang berjumlah 1,45 juta jiwa merupakan 7,2% dari total populasi negara tersebut.
Saat kemerdekaan Peru pada tahun 1820, Lima memiliki populasi sekitar 64.000 dari 1,37 juta penduduk Peru.
Sama halnya dengan kemerdekaan Chile tahun 1820, Santiago adalah rumah bagi sekitar 46.000 dari 800.000 penduduk Chile.
Alasan Politik Negara
Ibukota juga bisa menjadi tanda kompromi politik, salah satunya seperti di Amerika Serikat.Amerika Serikat sempat diusulkan menempatkan Ibu kota negara di Pennsylvania, khususnya di Lancaster atau Germantown, yang saat itu merupakan wilayah di luar Philadelphia.
Kongres kala itu percaya bahwa ibu kota yang berdekatan dengan Philadelphia akan menghormati akar revolusioner negara muda tersebut.
Namun alasan politik menggagalkan rencana tersebut tatkala Menteri Keuangan AS Alexander Hamilton yang mengambil keuntungan dari kekhawatiran negara-negara Selatan mengenai prospek pembangunan ibu kota di negara-negara Utara.
Alexander Hamilton khawatir para pemilik budak bahwa ibu kota seperti itu akan membuat para pembuat undang-undang terkepung dan dipengaruhi oleh kaum abolisionis.
Akhirnya ia menjanjikan adanya ibu kota negara-negara Selatan di pertukaran suara untuk rencananya untuk mengatur ulang negara secara finansial.
Negara-negara bagian di Selatan menyetujui rencana Hamilton karena janji politik untuk membantu melunasi utang perang yang ditanggung oleh Korea Utara.
Akhirnya Ibu kota Amerika Serikat akhirnya dipindahkan ke sebidang tanah yang belum dikembangkan di Virginia dan Maryland yang kemudian menjadi Washington, D.C.
Selain Amerika Serikat, Myanmar juga menetapkan Ibu kota mereka lewat sudut pandang politik.
Nama ibu kota Myanmar, Nay Pyi Taw, berarti “Tempat Tinggal Para Raja” dalam bahasa Burma, dan asal muasal kota tersebut mencerminkan namanya.
Pembangunan dimulai pada tahun 2004 di tengah kekacauan transisi Myanmar dari kekuasaan militer ke demokrasi.
Negara dengan Banyak Ibu kota
Faktanya tidak semua negara menganut gagasan bahwa hanya boleh ada satu ibu kota negara.
Contohnya adalah di Bolivia, karena memiliki dua Ibu kota di kota yang berbeda.
Pertama Bolivia memilih La Paz sebagai ibu kota administratifnya dan Sucre sebagai ibu kota konstitusionalnya.
Afrika Selatan mempunyai tiga ibu kota: pusat administratifnya di Pretoria, pusat legislatifnya di Cape Town, dan pusat peradilannya di Bloemfontein.