Miris, Jalan Ditutup oleh Pemilik Tanah di Ponorogo, 13 KK Terjebak Tak Bisa Keluar
Merdeka.com - Sebuah jalan kampung di Ponorogo harus ditutup paksa oleh pemilik tanah hingga membuat 13 KK tidak bisa kemana-mana. Peristiwa ini sempat direkam oleh seorang warga hingga videonya viral di media sosial.
Dalam video yang tersebar terlihat sebuah jalan kampung kecil yang telah ditutup dengan beton hingga menutup akses jalanan warga.
Dilansir dari instagram @indotoday, Jumat (30/6) berikut adalah ulasan selengkapnya.
-
Kenapa jalan sekitar MK ditutup? Tergantung kondisi di lapangan. Jika eskalasi meningkat dan diperlukan, selanjutnya, akan dilakukan pengalihan arus lalu lintas dan penutupan jalan kita alihkan,' kata Susatyo dalam keteranganya.
-
Apa yang viral di Ponorogo? Di sana ditemukan nisan makam kuno yang dijadikan trotoar dan dilintasi banyak orang.
-
Apa yang membuat kampung itu terbengkalai? Sementara rumah-rumah di sekeliling rumah Bu Wahyuti tampak terbengkalai. Bagian atap hingga dindingnya sudah dipenuhi tumbuhan merambat.
-
Bagaimana kondisi jalan di Kampung Popok? Walau belum diaspal, jalan di Kampung Popoh begitu bagus.
-
Kenapa warga meninggalkan Kampung Mojokoncot? Menurut Kholik, alasan warga meninggalkan kampung ini karena aksesnya tersembunyi. Dahulu, wilayah ini memiliki belasan rumah dengan puluhan penduduk. Namun sejak 1970-an, warga mulai pindah ke kampung lain.
-
Kenapa warga tidak boleh membangun rumah berdempetan di Desa Kondangjajar? Dari cerita tokoh setempat, sosok ini meminta area dikosongkan karena merupakan jalur perlintasan kalangan tak kasat mata.
Akses Jalan Warga Ditutup Pemilik Warga
Instagram indotoday ©2023 Merdeka.com
Unggahan video peristiwa penutupan jalanan kampung di Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo Jawa Timur, menyedot perhatian banyak pihak.
Dalam unggahan instagram @indotoday terlihat sebuah bangunan beton tinggi sengaja dibangun di tengah jalan yang konon adalah milik pemilik tanah.
Akses jalan tersebut berada di jalan Gadjah Mada RT 01 RW 07. Karena peristiwa itu banyak warga harus pasrah hingga memohon bantuan Bupati Ponorogo untuk mencari jalan tengah.
"Geger tulung Pak Bupati (Geger tolong Pak Bupati)," tulis unggahan.
13 KK Tak Bisa Kemana-mana
Instagram indotoday ©2023 Merdeka.com
Informasi lebih lanjut diketahui ada 13 KK yang terjebak di balik beton tersebut hingga tak bisa keluar.
"Akses Jalan Warga Ditutup Pemilik Tanah, Sebanyak 13 KK Terjebak Tak Bisa Kemana-mana.," tulis unggahan.
Bahkan akses motor pun tak mampu keluar dari rumah lantaran jalanan yang ditutup. Warga berharap untuk segera dibuka dan mendapat solusi terbaik.
"Jalan yang ditutup ada 13 KK, ini jalannya terus mau lewat mana ini? Motor gak bisa lewat, gimana ini? Perasaanmu gimana Jalan Gajah Mada Ponorogo Timurnya Gatotkaca dan Baratnya Kafe. Ditutup sama pemilik. Harapanya warga dibuka, kalo gak bisa dibuka terus lewat mana," ujar perekam video.
Ramai Disorot Warganet
Peristiwa tersebut langsung mendapat beragam atensi dari warganet hingga memunculkan pro dan kontra terkait siapa yang salah dan benar.
Ada pula warganet yang meminta pemerintah daerah untuk turun tangan dan menemukan jalan terbaik bagi kedua belah pihak.
Berikut beberapa di antaranya.
"Coba Juga Dipikirkan Perasaan Yang Punya Tanah Kali Aja Ada Yang Menyakiti Perasannya," tulis akun @wahyu_adi_wibowo
"13 kk patungan beli tanah buat akses jalan. Pemda yang membantu proses. Bagaimanapun pemilik tanah juga punya hak 😅," tulis akun @ibrahiimmh
"Lah 13kk itu gabungan uang buat beli tanah bpknya untuk akses jalan .. itukan tanah pribadi bpknya," komentar akun @ruliyanaa
"Siapa tau yg punya tanah mau bangun sesuatu, cari jalan yg lain aja klo ada itu juga hehe bukannya gak empati cm skrng banyak orang yg seenak jidat pake tanah orang buat jalan lalu lalang giliran yg punya tanah mau bangun rumah diomongin kan itu hak nya si yg punya tanah 🙂," tulis akun @sitiaminah_mimi96
"Pasti ada yg bermasalah diantara 13 rumah tsb dgn yg punya lahan jalan....kalau ngak mana mungkin di daerah tsb sdh terbangun 13 rumah," tulis akun @an_dri6247
"Jujur lahan pribadi jadi tempat jalan orang lewat itu gak nyaman, dan setelah sekian lama baru ditutup skrg pasti ada pemicunya, yang videoin aja infonya gak jelas coba menggiring opini, berarti yang video agak sesuatu tuh sampe bikin yang punya tanah tutup jalan setelah sekian lama," tulis akun @heywii09
Video Lengkap
Video tersebut telah banyak diunggah dan dibagikan di beberapa akun media sosial hingga mendapat banyak sorotan.
Simak video selengkapnya.
Lihat postingan ini di Instagram (mdk/thw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan masyarakat memblokir Jalan Nasional di Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun.
Baca SelengkapnyaSetelah ditinggal warganya, kampung ini kemudian berganti nama menjadi Mojokoncot
Baca SelengkapnyaSelama ini banyak kendaraan pengangkut logistik dan mobil yang berkepentingan ke lokasi penampungan imigran etnis Rohingya di Kuala Parek.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan kondisi jalan kampung yang tidak memadai sehingga jenazah harus ditandu oleh warga untuk dibawa pulang.
Baca SelengkapnyaJalan nasional di Desa Pasar Tamiai lumpuh para pengendara tidak bisa melintas.
Baca SelengkapnyaMenurut Samid, belasan tempat tinggal dan rumah kontrakan milik warganya itu rusak parah karena dampak dari pembangunan Tol Japek 2.
Baca SelengkapnyaKondisi masyarakat setempat masih belum sejahtera karena belum teraliri listrik dengan baik. Kondisi ini diperparah dengan jalan yang berbatu dan berlumpur.
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaWarga menyebut Peraturan Bupati soal jam operasional truk tambang di wilayah Kosambi sekadar pajangan. Mereka minta pemkab tutup aktivitas tambang.
Baca SelengkapnyaKemacetan parah terjadi di ruas Jalan Tol Cipularang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSebuah kampung terpencil tengah hutan dihuni para lansia. Bagaimana kehidupan mereka di sana?
Baca SelengkapnyaDiduga Kecewa Hasil Pemilu, Caleg di Garut Tutup Jalan yang Biasa Dilintasi Warga
Baca Selengkapnya