Potret 2 Politisi Perempuan Anak Cucu Soekarno & Soeharto Bertemu Akrab, Sampai Pelukan Erat Bak Kakak Adik
Saking dekatnya, penampilan keduanya di tengah ratusan anggota wakil rakyat itu bak saudara.
Dua politikus perempuan ternama di tanah air belum lama ini terlihat begitu akrab. Keduanya bertemu dalam sebuah agenda istimewa yang digelar bagi para anggota DPR RI dan DPD RI terpilih periode 2024-2029.
Di lokasi, keduanya bahkan tak segan untuk saling berpelukan satu sama lain. Dalam kesempatan itu, masing-masing dari mereka ikut melempar senyuman.
Saking dekatnya, penampilan keduanya di tengah ratusan anggota wakil rakyat itu bak saudara hingga kakak adik. Ada beragam tanggapan menarik dari potret keduanya di media sosial itu. Berikut ulasannya.
Dua Srikandi Politisi Bertemu
Dua sosok politisi perempuan itu ialah Siti Hediati Hariyadi atau yang akrab disapa Titiek Soeharto beserta Puan Maharani.
Keduanya diketahui merupakan keturunan dari Presiden pertama RI Soekarno dan Presiden ke-2 RI Soeharto.
Pertemuan keduanya yang berlangsung pada Sabtu (21/9) itu diungkap oleh Titiek dalam sejumlah potret pada akun Instagram pribadinya @titieksoeharto.
Titiek mengaku begitu senang dan berbahagia saat berjumpa dengan Puan Maharani.
"Jakarta, 21 September 2024. Senang sekali jumpa dengan Adindaku Puan Maharani" tulisnya, demikian dikutip dari keterangan unggahan.
Akrab & Berpelukan
Dalam potret itu, baik Titiek maupun Puan nampak tampil maksimal dalam balutan busana bercorak batik dengan riasan elegan.
Titiek memilih berbusana dengan atasan biru navy lengkap berselendang dan kain bawahan batik. Sementara Puan memilih menggunakan atasan berbatik warna cokelat dan biru terang.
Saat berjumpa, Titiek sekaligus Puan berpose sambil berpelukan bak kakak adik. Keduanya tersenyum saat saling berdekatan.
Diketahui, Puan bertemu Titiek Soeharto dalam acara pembukaan 'Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan bagi Anggota DPR RI dan DPD RI Terpilih Periode 2024-2029' yang diselenggarakan Lemhanas beserta Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Berjumpa dalam acara pembukaan “Pemantapan Nilai-nilai kebangsaan bagi anggota DPR RI dan DPD RI terpilih periode 2024-2029” yang diselenggarakan oleh Lemhanas dan KPU," tutup Titiek, demikian dikutip dari keterangan unggahan.
Banjir Tanggapan Warganet
Unggahan Titiek dalam akun media sosial pribadinya kala itu lantas mengundang atensi dari warganet. Banyak di antaranya yang merasa bahagia saat menyaksikan dua keturunan eks Presiden RI akrab dan saling berpelukan.
"Anak pak harto dan pak karno 🔥," tulis akun @hartina_dewi
"Senang banget lihatnya," tulis akun @liliulil
"Cantiknyaaa😭," tulis akun @nzwchyrhm_
"Terbaikkkk.. "Persatuan Indonesia demi terwujudnya Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"..🙏🙏 Bung Karno dan Pak Harto," tulis akun @autoplaza.jakarta
"Auranya positif banget ❤️❤️," tulis akun @clara_melisa01
Karier Politik Titiek Soeharto
Selain putri Presiden ke-2 RI Soeharto, Titiek Soeharto turut dikenal publik lantaran kiprahnya di bidang politik sejak tahun 2012 lalu.
Awalnya, Titiek memutuskan terjun ke politik bersama dengan Partai Golongan Karya. Dia ikut serta dalam Pemilu Legislatif 2014 dan berhasil duduk sebagai anggota DPR dapil DIY.
Tahun 2018, dia undur dari Partai Golkar dan bergabung dengan Partai Berkarya. Namun, pemilik nama lengkap Siti Hediati Hariyadi itu tak berhasil lolos pada Pemilu Legislatif tahun 2019.
Tahun 2024 lalu, secara mengejutkan, eks istri Menhan Prabowo Subianto itu kembali melenggang ke Senayan di bawah panji Partai Gerindra. Di sisi lain, Titiek juga berperan sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
Sepak Terjang Puan Maharani di Politik
Sementara itu, Puan Maharani kini diketahui tengah memegang jabatan sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat sejak 1 Oktober 2019 lalu.
Dia juga pernah dipercaya menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia tahun 2014 hingga 2019 lalu.
Sebelumnya, dia turut menjadi Ketua Fraksi PDI-P di Senayan di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Lulusan Universitas Indonesia itu mengawali jejak politiknya usai peristiwa 1998 di mana dia terlibat di berbagai kunjungan sang ibu baik di dalam maupun luar negeri.