Sepanjang Sejarah, Hanya Ada Tiga Jenderal Bintang 5 di TNI, Ini Sosoknya
Merdeka.com - Jenderal besar atau jenderal bintang lima adalah pangkat tertinggi dalam kemiliteran. Di Indonesia, hanya ada tiga tokoh yang memiliki pangkat ini.
Gelar jenderal bintang lima diberikan kepada mereka yang dinilai memiliki jasa sangat besar pada perkembangan bangsa dan negara pada umumnya serta Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada khususnya.
Hal tersebut bahkan telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1997. Lalu, siapa saja sosok jenderal pemilik pangkat bintang lima di TNI? Simak ulasan selengkapnya:
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Kenapa Soeharto diangkat jadi Jenderal Besar? Mabes ABRI tahun 1997 menyebutkan setidaknya ada tiga prestasi Soeharto yang membuatnya dinilai layak untuk mendapatkan gelar Jenderal Besar.
-
Kenapa Abdul Haris Nasution diangkat menjadi Jenderal Besar? Pengangkatan Nasution sebagai Jenderal Besar mengakui perannya dalam pertahanan nasional dan stabilitas negara serta posisinya yang berpengaruh di militer Indonesia.
-
Kapan Hadi Tjahjanto menjabat sebagai Panglima TNI? Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto adalah mantan Panglima TNI yang menjabat sejak 2017 sampai 2021.
-
Mengapa Presiden Soeharto memilih Jenderal M Jusuf menjadi Panglima TNI? Presiden Soeharto selalu punya pertimbangan saat memilih Panglima TNI.
-
Apa tugas dari Panglima TNI? Dengan mempertimbangkan banyak aspek dan kepentingan nasional.
Panglima Besar Jenderal Sudirman
Dalam sejarah Indonesia, pemilik nama lengkap Raden Soedirman itu adalah panglima pertama TNI dan termuda. Ia menjadi seorang jenderal di usianya yang baru 31 tahun. Sudirman merupakan sosok pahlawan pembela kemerdekaan yang rela mengabaikan kesehatan dirinya sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia.
Kehidupan militernya diawali dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Sejak saat itu ia aktif mengikuti berbagai operasi militer hingga pertempuran untuk mempertahankan NKRI.
Sudirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah pada tanggal 24 Januari 1916. Melalui Konferensi TKR tanggal 2 November 1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia.
Jadi Jenderal Besar
Jenderal Sudirman memperoleh pangkat jenderal tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya seperti umumnya. Namun, ia mendapatkan pangkat tersebut karena prestasinya. Sudirman meninggal pada tanggal 29 Januari 1950 karena penyakit tuberkulosis parah yang ia derita. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta.
Foto: wikipedia ©2023 Merdeka.com
Jenderal Abdul Haris Nasutin
Abdul Haris Nasution alias AH Nasution lahir di Sumatera Utara pada 3 Desember 1918. Nasution mulai tertarik berkecimpung di bidang militer sejak mengikuti rangkaian pendidikan Corps Opleiding Reserve Officieren (CORO) KNIL atau Korps Pendidikan Perwira Cadangan di bandung pada tahun 1940 sampai 1942. Tugas pertamanya setelah menjalani pendidikan ialah menjadi pembantu letnan calon perwira di Batalyon 3 Surabaya, Kebalen. Ketika Perang Dunia II, Batalyon 3 ditugasi untuk mempertahankan pelabuhan Tanjung Perak.Pada tahun 1948 dirinya menjabat sebagai Wakil Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI). Kariernya pun melejit hingga menjadi Jenderal Mayor dan menjabat Panglima Divisi III/TKR Priangan yang juga dikenal menjadi Divisi I/Siliwangi.
Diangkat Jadi Kasad Namun Sempat Dinonaktifkan
©2023 Merdeka.com
Pada 10 Desember 1949, Nasution diangkat menjadi kepala staf angkatan darat (KSAD). Namun, ia sempat dinonaktifkan akibat konflik antara Angkatan Darat dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).Peran penting Nasution dalam perjalanan sejarah Indonesia yaitu sebagai peletak dasar perang gerilya melawan Belanda saat memimpin pasukan Siliwangi pada masa Agresi Militer I Belanda.Selain itu, ia juga menjadi Kepala Staf Angkatan Bersenjata pada 1965 dan menjadi salah satu target peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S PKI).Nasution wafat pada 5 September tahun 2000. Sebelumnya, ia sempat menerima pangkat kehormatan Jenderal Besar yang dianugerahkan pada tanggal 5 Oktober 1997, saat ulang tahun ABRI.
Jenderal Soeharto
Jenderal Soeharto merupakan tokoh yang tentu sudah tidak asing lagi bagi sebagai besar masyarakat. Ia merupakan jenderal TNI sekaligus Presiden ke-2 RI yang pernah memerintah Indonesia lebih dari 30 tahun. Dalam laman resmi Perpusnas, Soeharto resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Sosoknya dipuji sebagai ahli strategi militer. Pada tahun 1949, di bawah komandonya TNI pernah melakukan serangan dan menguasai kota Yogyakarta dari tangan Belanda selama 6 jam, yang dikenal dengan Serangan Oemoem 1 Maret.Pada tahun 1963 saat pembebasan Irian Barat, Soeharto menjabat sebagai Panglima Komando Mandala di masa kepemimpinan Presiden Soekarno. Ia juga mengukir jasa besar ketika ia memegang kendali sebagai Penglima Mandala.Dengan kedudukannya, ia berhasil menjalankan operasi militer untuk pembebasan Irian Barat dari cengkraman penjajahan Belanda, sehingga sejak 1 Mei 1963 wilayah tersebut kembali ke pangkuan RI.
Ditunjuk Jadi Presiden
Instagram jejaksoeharto ©2023 Merdeka.com
Soeharto ditunjuk menjadi presiden pasca pemberontakan G30S PKI. Kala itu, MPRS melakukan sidang istimewa pada 1967 dan menunjuk Soeharto sebagai pejabat Presiden. Tahun berikutnya, pada Maret 1968 dirinya resmi menjabat sebagai Presiden RI Kedua. Soeharto menjadi presiden dengan masa pemerintahan terlama sepanjang sejarah Indonesia, yakni 32 tahun. Namun, stabilitas yang ia bangun selama puluhan tahun akhirnya goyah. Krisis ekonomi 1998 menjadi titik awal dituntutnya Soeharto untuk mundur dari kursi pemerintahan.Akhirnya pada Kamis 21 Mei 1998, Soeharto menyatakan bahwa dia melepaskan jabatannya sebagai presiden. Bersama dengan Jenderal Sudirman dan AH Nasution, Soeharto juga menerima pangkat kehormatan sebagai jenderal besar TNI atau jenderal bintang lima.
(mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret lima perwira TNI sukses pecah bintang kini berpangkat Brigjen.
Baca SelengkapnyaHanya ada tiga jenderal besar dalam sejarah Indonesia. Apa yang membuat Soeharto menjadi salah satu penerimanya?
Baca SelengkapnyaBerikut potret tiga Jenderal TNI, Polri dan Udara jebolan Akabri 1973 yang pernah punya pengaruh besar di RI.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok tiga teman satu letting Panglima TNI yang pangkatnya masih Kolonel.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok empat 'anak kalong' yang mengikuti jejak sang ayah menjadi prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaZiarah dilaksanakan bersama dengan seluruh kepala staf angkatan dan beberapa personel TNI lainnya
Baca SelengkapnyaBerikut satu-satunya Jenderal lulusan terbaik yang menjadi Panglima TNI dalam satu dekade.
Baca SelengkapnyaSejak dipisahkannya Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia dari ABRI per 1 April 1999, istilah Panglima ABRI diganti menjadi Panglima TNI
Baca SelengkapnyaTerima kenaikan pangkat, 4 Perwira Tinggi TNI AD tambah bintang di pundak.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI (Purn) Edi Sudradjat hanya menjabat selama tiga bulan periode 19 Februari 1993 – 21 Mei 1993.
Baca SelengkapnyaDua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaBikin bangga! Lima Perwira TNI AD mampu tamatkan pendidikan Magister (S2) di Universitas Indonesia dengan predikat Cumlaude. Ini sosoknya.
Baca Selengkapnya