Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

2019, pemerintah usulkan subsidi solar hingga Rp 2.000 per liter

2019, pemerintah usulkan subsidi solar hingga Rp 2.000 per liter Menteri ESDM Ignasius Jonan. ©2017 Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu

Merdeka.com - Pemerintah mengusulkan anggaran solar subsidi menjadi Rp 2 ribu per liter dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2019. Angka ini naik Rp 1.500 dari yang ditetapkan dalam APBN 2018 sebesar Rp 500 per liter.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, ‎dalam RAPBN 2019 harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) ditetapkan dalam kisaran USD 60 sampai USD 70 per barel. Jauh lebih tinggi dari penetapan ICP APBN 2018 USD 48 per barel.

"ICP USD 48 per barel realisasi Juni USD 64-65 per barel memang enggak ada yang tahu, tapi diusulkan siling USD 60-70 per barel," kata Jonan, saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR Jakarta, Kamis (19/7).

"Subsidi harga, idealnya ya menjadi Rp 2.000 itu sudah plus margin. Kalau pakai Rp 500 dengan ICP 66, ya itu tidak bisa juga," tuturnya.

Menurut Jonan, usulan besaran subsidi solar Rp 2.000 per liter merupakan batas maksimum, jika harga minyak mengalami penurunan maka besaran subsidi akan diturunkan menyesuaikan pergerakan harga.

‎"Kalau mengenai subsidi minyak solar raker Juni Rp 1.500-2.000 per liter ini ada maksimum, mengikuti harga minyak dari waktu ke waktu. Ini tidak dipato‎k 1.500 kalau turun bisa seribu bisa Rp 500 per liter," ucapnya.

Jonan melanjutkan, anggaran tambahan subsidi solar bisa bersumber dari kelebihan pendapatan sektor migas yang di atas target, akibat kenaikan harga minyak dunia. ‎"Jadi ini kantung kiri kantung kanan kalau ICP naik mau dibuat untuk apa?, kami juga mengusulkan ke Kementerian Keuangan idealnya kalau plus margin jadi Rp 2 ribu," tandasnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, mengatakan Kementerian ESDM telah mengusulkan tambahan subsidi Solar sebesar Rp 1.000 per liter, dari sebelumnya Rp 500 per liter. Jika dikabulkan maka subsidi Solar menjadi sebesar Rp 1.500 per liter.

"Kan usulan ESDM itu tambahan subsidi. Nah itu Kita usulkan segitu (jadinya Rp 1.500). Kita tunggu dari keuangan," kata Arcandra, di Jakarta, Sabtu (19/5).

Arcandra mengungkapkan, usulan tambahan subsidi Rp 1.000 per liter mempertimbangkan arus kas Pertamina. Sebab, saat harga minyak dunia naik pemerintah memutuskan harga Solar tetap, tidak mengikuti pergerakan harga minyak.

Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP