4 Senjata rahasia China ini bisa dongkrak ekonomi global
Merdeka.com - Melemahnya pertumbuhan ekonomi China belakangan ini membuat khawatir banyak negara. Investor global ketakutan karena China selama ini menjadi pasar terbesar produk berbagai negara.
Selain itu, China belum lama ini juga mendevaluasi mata uangnya, Yuan. Kebijakan ini diambil untuk mendongkrak ekspor negaranya yang selama ini anjlok. Kebijakan ini mengguncang ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Bahkan dampaknya lebih parah dari turunnya harga minyak dunia, bangkrutnya Yunani atau kenaikan suku bunga The Fed.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Mengapa roket China dapat digunakan kembali? Hal tersebut tidak hanya membuatnya lebih berkelanjutan, tetapi juga lebih hemat biaya karena tidak perlu dibangun dari awal untuk misi di masa depan.
-
Bagaimana IKN mendorong pertumbuhan ekonomi? UU Nomor 21 Tahun 2023 mengamanatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan merata, mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia-sentris dan pembangunan IKN melalui penguatan peran Otorita IKN, didukung lintas sektor.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Mengapa globalisasi teknologi dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi? Globalisasi IPTEK membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan memfasilitasi transfer teknologi dan informasi antar negara.
Buktinya, nilai tukar Rupiah sempat anjlok dalam hingga menyentuh angka Rp 14.000 per USD. Ini adalah level terendah semenjak krisis 1998 silam.
Kebijakan China ini juga menakuti para investor global. Terbukti dengan turunnya harga saham beberapa perusahaan, seperti perusahaan merek mewah, semikonduktor serta pertambangan beberapa waktu lalu. Pertumbuhan China melemah, investor gelisah.
Namun demikian, Anda tidak perlu panik. Pasalnya, China diyakini masih mempunyai senjata pamungkas yang belum digunakan untuk mendongkrak ekonominya sekaligus ekonomi global.
Negara ekonomi terbesar kedua dunia ini diyakini masih menyimpan senjatanya. Analis menyebut China sebenarnya bisa saja kembali merangsang pertumbuhan ekonominya dan mendorong ekonomi global, namun belum dilakukan.
Berikut senjata China yang masih disimpan untuk dongkrak ekonomi global seperti dilansir dari CNN di Jakarta, Rabu (26/8).
Investasi infrastruktur
Meski sudah menjadi negara maju, China disebut masih membutuhkan banyak investasi, terutama infrastruktur. Pembangunan infrastruktur akan kembali membangkitkan ekonomi China.
China masih membutuhkan banyak infrastruktur seperti jalan raya, kereta bawah tanah, pasokan air serta infrastruktur kesehatan.
"Investasi infrastruktur akan meningkatkan kembali tenaga kerja di China. Biasanya terjadi setelah negara berkembang pesat karena industrialisasi. Dalam waktu dekat, investasi infrastruktur secara langsung akan memberikan kontribusi pada pertumbuhan PDB China," kata analis UBS, Wang Tao.
Pengeluaran pemerintah untuk belanja infrastruktur memang tidak menjamin ekonomi untuk jangka panjang. Namun, setidaknya ini akan mempertahankan ekonomi hingga daya beli masyarakat kembali pulih.
Stimulus fiskal
Meskipun China kini dililit utang, tapi pemerintah masih memiliki ruang untuk meningkatkan belanja fiskal. Defisit anggaran berjalan China dinilai masih relatif rendah dibandingkan negara lain.
Ekonom China dari Deloitte, Xu Sitao mengatakan Beijing sebenarnya bisa mempertimbangkan potongan pajak. Misalnya, untuk industri yang meningkatkan konsumsi.
Ke depan, analis berharap China untuk meninjau kembali anggaran dan kebijakan pajak pada pertemuan politik di bulan Oktober mendatang.
Penyelamatan politik
Komite sentral partai komunis China bakal menggelar pertemuan pada musim gugur ini. Pertemuan untuk menyetujui rencana negara lima tahun mendatang dari 2016 - 2020.
Jika pemerintah pusat bisa hadir, pertemuan ini bisa digunakan untuk memasukkan rekomendasi kebijakan efektif. Ada kemungkinan pertemuan ini akan memulihkan kepercayaan investor dan kembali menggenjot pertumbuhan ekonomi.
Ekonomi BNP Paribas, Xingdong Chen dalam catatannya mengatakan ini juga menjadi peluang China untuk membenahi perusahaan milik negara. "Langkah lebih penting untuk mereformasi BUMN dan memerangi inefisiensi dan pemborosan," katanya.
Bank sentral simpan aksi
People's Bank of China atau bank sentral China masih belum mengeluarkan aksinya untuk menggenjot perekonomian. Sebenarnya, bank sentral bisa saja menurunkan suku bunga sehingga dana kredit menjadi murah.
Bank sentral juga sebenarnya bisa mengubah kewajiban permodalan perbankan sehingga kredit yang dikucurkan bisa lebih banyak.
Analis Baring Asset Management, Khiem Do mengatakan kedua kebijakan ini masih disimpan oleh pemerintah China.
"Jika digunakan ini akan meningkatkan likuiditas dan perekonomian juga. Ini juga bisa menjadi stimulus di pasar saham," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski permintaan domestik sudah mulai pulih, industri manufaktur China masih tertekan.
Baca SelengkapnyaNamun ada tantangan besar yang mampu mempengaruhi likuiditas dan kebijakan moneter tetap ketat di tahun depan.
Baca SelengkapnyaNamun, menurut Jokowi, untuk menuju tiga negara yang memiliki kekuatan ekonomi di Asia, masih dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Baca Selengkapnya"Ketenagakerjaan, menyangkut kepentingan vital rakyat."
Baca SelengkapnyaTensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.
Baca SelengkapnyaAda kota yang membebaskan pemilik rumah tempat tinggal dari kewajiban membayar pajak keuntungan.
Baca SelengkapnyaCara orang super kaya di China amankan aset ditengah perekonomian yang melambat.
Baca SelengkapnyaLoyonya perekonomian China dipengaruhi oleh terus melemahnya permintaan domestik. Kondisi ini diperparah oleh kinerja properti yang masih belum menggembirakan.
Baca SelengkapnyaBI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 tetap sebesar 2,7 persen (yoy), yang disertai dengan pergeseran sumber pertumbuhan.
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaAS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca Selengkapnya