Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ada Kemarau Panjang, BI Optimis Inflasi Tetap di Bawah 3,5 Persen

Ada Kemarau Panjang, BI Optimis Inflasi Tetap di Bawah 3,5 Persen

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) optimis bahwa angka inflasi di sepanjang 2019 ini tetap akan terkendali sesuai dengan proyeksi awal, yakni di bawah 3,5 persen. Proyeksi tersebut sudah memperhitungkan akan adanya potensi kemarau panjang yang melanda sejumlah kawasan di Indonesia.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kemarau panjang memang membuatnya merevisi target awal inflasi yang sebesar 3,1 persen. Namun, dia tetap optimis inflasi tahun ini tetap berada di bawah 3,5 persen.

"Dulu kita bilang inflasi ini akan menuju ke batas bawah sekitar 3,1 persen. Sekarang mungkin sekitar 3,2 persen atau menuju 3,3 persen, karena ada dampak kemarau panjang. Tapi masih di bawah 3,5 persen," tutur dia di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (22/8).

Menurut catatan yang dibacakannya, tingkat Inflasi Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2019 tercatat sebesar 0,31 persen (month to month/mtm), menurun dibandingkan inflasi Juni 2019 yang sebesar 0,55 persen.

"Secara tahunan, inflasi Juli 2019 tercatat 3,32 persen year on year (yoy), sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,28 persen (yoy)," jelas dia.

Inflasi yang terkendali ini disebutnya turut didorong oleh inflasi inti yang terjaga, didukung ekspektasi yang baik seiring dengan konsistensi kebijakan Bank Indonesia menjaga stabilitas harga, permintaan agregat yang terkelola, dan pengaruh harga global yang minimal.

Untuk itu, pemerintah telah berkoordinasi untuk memastikan pasokan bahan pangan di pasar tetap berjalan baik, sehingga dapat menjaga harga jualnya di pasaran. Hal tersebut dibuktikan dengan terjaganya pasokan beras yang dikelola oleh Perum Bulog.

"Terkait beras, bahwa stok dari Bulog mengenai beras lebih dari cukup," jelasnya.

Selain beras, ketersediaan cabai juga akan terjaga dengan adanya potensi panen dalam waktu 2 bulan ke depan. Terjaganya pasokan cabai lantas akan berdampak terhadap tingkat inflasi pada Indeks Harga Konsumsi (IHK).

"Insya Allah dalam 2 bulan ini (cabai) sudah mulai panen, khususnya di wilayah Semarang dan Sumatra Utara. Itu tentu saja akan mempengaruh dari kenaikan harga cabe terhadap IHK," tukas dia.

Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP