Agar tak mati, pengusaha mainan diminta jeli hadapi era digital

Merdeka.com - Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI), Johan S. Tandanu, mengakui bahwa saat ini tengah terjadi pergeseran dari permainan tradisional menuju modern. Menurutnya pergeseran pilihan jenis permainan ini mengikuti perkembangan zaman yang saat bergerak ke era digital.
"Pelan-pelan mainan tradisional ini tergerus sama permainan-permainan modern dan digital yang baru-baru ini," ungkapnya kepada Merdeka.com, di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/11).
Dia melihat pergerakan itu terjadi di berbagai sektor termasuk industri mainan. "Taksi saja sudah pakai aplikasi. Boneka mungkin pasarnya masih ada, untuk yang fisik itu sudah kalah dengan yang di dalamnya di taruh chip terus bisa bunyi, bisa gerak, itu lebih meningkat," jelasnya.
Adapun menurut dia mainan tradisional misalnya yang berbahan baku kayu masih dapat bertahan karena masih ada permintaan dari beberapa sektor, seperti pendidikan.
"Mainan-mainan yang fisik sudah mulai berkurang hanya saja di Indonesia, masih didorong oleh pemerintah misalnya di tender-tender pemerintah di sekolah, kayak di PAUD begitu. Masih ada peluang untuk mereka," katanya.
Oleh karena itu menurut dia para pelaku industri mainan tradisional mesti lebih jeli lagi mengamati apa saja kebutuhan pasar sehingga dapat tetap bertahan.
"Member kita untuk mulai mengamati, karena perubahan bukan hanya di mainan saja tapi hampir di setiap aspek dalam kehidupan kita sehari-hari. Harus mengamati inovasi apa saja yang sedang trend untuk meningkatkan nilai tambah. Jadi suatu saat switch mereka sudah siap," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya