Anggapan pendidikan tidak penting penyebab kemiskinan masih tinggi di Indonesia

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 26,58 juta orang atau 10,12 persen pada September 2017. Tingkat kemiskinan menurut pulau di Indonesia masih terpusat di Indonesia bagian Timur, yakni Maluku dan Papua dengan persentase 21,23 persen.
Ekonom Universitas Indonesia (UI) Lana Soelistianingsih mengatakan, salah satu penyebab tingginya kemiskinan ialah faktor struktural atau masyarakat yang tidak ingin berkembang mengubah nasib melalui pendidikan. Sebagian masyarakat masih menilai bahwa pendidikan itu bukan bagian terpenting untuk mengurangi kemiskinan.
"Problemnya itu struktural bukan cuma diberi bantuan terus selesai. Tapi problemnya kemiskinan yang berlarut-larut. Istilahnya, kemiskinan itu turun temurun. Itu lah yang struktural, kenapa? mereka tidak yakin anak berpendidikan itu dapat mengentaskan kemiskinan," katanya saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Sabtu (6/1).
Lana menceritakan, dirinya pernah menanyakan seorang penjual nasi goreng mengapa anaknya tidak disekolahkan, jawabannya pun cukup mengejutkan. "Saya punya contoh ada tukang nasi goreng di depan kantor saya, anaknya kelas 5 SD sudah diajak jualan nasi goreng, saya tanya apa tidak sekolah? Jawabnya, nanti juga jadi tukang nasi goreng lagi," paparnya.
Lana melanjutkan, selama ini pemerintah telah banyak melakukan pengentasan kemiskinan dengan mengeluarkan berbagai macam program. Akan tetapi, program pemerintah juga tidak mungkin cepat menuntaskan kemiskinan di Indonesia karena dana yang tersedia terbatas.
"Kalau program pemerintah memang betul, tapi tidak mungkin dananya mengangkat semua orang miskin yang jumlahnya 20 sampai 28 juta itu keluar dari kemiskinan dengan uang pemerintah. Karena uang pemerintah itu terbatas," jelasnya.
Saat ini lanjutnya, pemerintah telah memberi kesempatan melalui program sekolah gratis sampai SMA sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi kemiskinan. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat mulai berpikir bahwa pendidikan merupakan sarana untuk bisa keluar dari masalah kemiskinan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya