Apindo Setuju Penerapan Work From Anywhere (WFA) untuk Mudik Lebaran 2025, Namun Ada Batasannya
Penerapan WFA bukan hanya tempatnya bekerja, tetapi jenis pekerjaan yang dilakukan.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik permintaan pemerintah untuk menerapkan skema Work From Anywhere (WFA) menjelang Lebaran 2025. Shinta memahami tujuan penerapan WFA tersebut untuk mengurangi mobilitas dan mengurai kemacetan, namun ia menegaskan bahwa tidak semua sektor pekerjaan dapat menerapkan sistem ini.
"Jadi kita enggak bisa menyamaratakan semua sektor. Misal sektor manufaktur, mana mungkin dia WFA, kan enggak mungkin. Ada sektor-sektor tertentu mungkin bisa, dan kami himbau yang bisa silakan. Tapi tidak mungkin semua sektor bisa," tegasnya di Jakarta, Rabu (12/3).
Fleksibel di Beberapa Sektor
Meski begitu, Shinta tidak mempersoalkan sektor-sektor tertentu yang sudah lama menerapkan sistem WFA, terutama yang tidak memerlukan kehadiran fisik di kantor. Ia menyebutkan bahwa banyak pekerjaan yang sudah menerapkan sistem kerja fleksibel sejak pandemi Covid-19, seperti pekerja di sektor ekonomi kreatif yang dapat bekerja secara digital tanpa harus hadir di kantor.
"Jadi yang masuk kantornya cuma beberapa kali seminggu, yang flexible working hours itu sudah diterapkan semenjak pandemi. Jadi memang sudah berubah cara bekerja," kata Shinta.
Namun, Shinta mengingatkan bahwa yang lebih penting dalam penerapan WFA bukan hanya tempatnya bekerja, tetapi jenis pekerjaan yang dilakukan. Beberapa pekerjaan, seperti di sektor perbankan, menurutnya tidak bisa menerapkan WFA karena membutuhkan interaksi langsung dengan nasabah. Sebaliknya, pekerjaan yang berbasis online atau digital lebih memungkinkan untuk diterapkan WFA.
Pemerintah Siapkan WFA untuk Urai Kemacetan
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (Menko AHY), mengungkapkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan penerapan WFA untuk mengurangi kemacetan selama arus balik Lebaran 2025. Menko AHY mengapresiasi koordinasi yang telah dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mewujudkan inisiatif ini.
"WFA bukan berarti tidak bekerja, tetapi tidak harus masuk kantor, sehingga pegawai, baik pemerintah maupun swasta, bisa melakukan perjalanan sambil tetap bekerja dan online," ujar Menko AHY.
Menko AHY juga mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menghitung skema penerapan WFA, mengingat lonjakan mobilitas masyarakat yang diperkirakan akan mencapai lebih dari 300 juta pergerakan pada saat Lebaran.
Libur Lebaran 2025 akan berbeda karena bersandingan dengan libur Hari Raya Nyepi. Menko AHY menambahkan bahwa WFA akan diterapkan beberapa hari sebelum masuk ke cuti atau libur Lebaran, dengan tujuan untuk mengurangi kemacetan.
"Tujuannya untuk memberi kesempatan para pekerja yang ingin mudik lebih awal, namun tetap bekerja dan online," tuturnya.
Namun, Menko AHY mengingatkan bahwa usulan tersebut masih perlu pembahasan lebih lanjut dengan kementerian terkait, dan keputusan mengenai tanggal pelaksanaan WFA menjelang Lebaran belum diputuskan.