Baru 10,6 Persen Pelamar CPNS Tuntaskan Pendaftaran di Portal SSCN

Merdeka.com - Badan Kepegawaian Negara (BKN) mencatat, hingga Sabtu (16/11), terdapat 2,4 juta pelamar telah membuat akun dalam portal Sistem Seleksi CPNS Nasional (SSCN), namun baru 10,6 persen dari jumlah tersebut yang menuntaskan langkah pendaftaran hingga tahap 'submit'.
"Kondisi itu diperkirakan terjadi karena banyak pelamar yang masih wait and see mencari informasi mengenai perkembangan pendaftaran," ujar Plt. Kepala Biro Hubungan Kemasyarakatan (Humas) Badan Kepegawaian Negara (BKN) Paryono, dikutip laman Setkab, Minggu (17/11).
Padahal hingga saat ini, dalam portal SSCN telah terunggah informasi lowongan CPNS dari 507 instansi Pemerintah dari total 524 instansi yang membuka rekrutmen, sehingga sudah cukup banyak alternatif formasi jabatan yang dapat dipilih pelamar.
BKN mengimbau para pelamar yang telah menentukan pilihan instansi dan formasi yang akan dilamar, khususnya yang telah membuat akun dalam portal SSCN, untuk segera menuntaskan tahapan pendaftaran hingga 'submit'.
"Hal ini perlu dilakukan agar pelamar tidak terjebak dalam situasi hectic yang menyebabkan pelamar sulit mengakses portal SSCN karena saling menunda-nunda penyelesaian tahapan pelamaran" imbuhnya.
Selain itu, BKN juga mengimbau pelamar untuk hanya menginput data dan berkas yang sebenarnya dan disyaratkan instansi dalam field lamaran. Dikhawatirkan jika pelamar "main-main" dalam pengunggahan dokumen, pelamar kemudian lupa untuk mengganti dengan data yang sesungguhnya, sehingga data palsu/tidak benar yang justru tersimpan dalam database SSCN ataupun yang tercetak.
"Data Center SSCN merilis informasi mulai maraknya pemakaian NIP dan KK untuk pendaftar abal-abal alias tidak niat mendaftar terbukti dengan banyaknya unggahan foto dan dokumen yang tidak dipersyaratkan instansi," ujarnya.
Pengunggahan foto atau dokumen yang tidak disyaratkan tersebut dapat menjadi pintu masuk instansi menyatakan bahwa pelamar yang bersangkutan tidak memenuhi syarat (TMS). BKN juga mengingatkan pelamar, sambung Paryono, agar berhati-hati menyebarluaskan NIK dan KK di internet.
"Tim Kedeputian Bidang Sistem Informasi Kepegawaian (Sinka) BKN mendapati banyak sekali informasi NIK dan KK pelamar CPNS disebarluaskan di laman media sosial," tandasnya.
Pelamar Siluman
BKN mendeteksi ada oknum-oknum nakal yang mengerahkan CPNS siluman alias fiktif untuk mendaftar di suatu instansi. BKN mencurigai ada orang yang ingin membuat formasi CPNS terlihat banyak pelamar. Alhasil, orang-orang lain menjadi ogah mendaftar karena berpikir akan banyak saingan.
Pihak BKN menemukan hal tersebut saat memeriksa dokumen-dokumen pelamar tes CPNS 2018. Saat itu banyak peserta gagal lolos seleksi administrasi karena dokumen yang di-submit tampak asal-asalan.
"Ternyata dulu itu ada orang yang dikerahkan untuk masuk ke dalam salah satu formasi sehingga seolah-olah yang daftar itu banyak. Tujuannya biar kalau di situ sudah banyak, maka (pelamar) mencari yang lain, yang kira-kira pendaftarnya sedikit," jelas Paryono.
Tak Lampirkan Jumlah Pendaftar
Paryono menjelaskan, BKN mengambil inisiatif agar tidak menampilkan jumlah pendaftar tes CPNS pada suatu formasi. Tahun ini pun peserta hanya bisa melihat jumlah formasi saja tanpa melihat jumlah pesaing mereka.
"Sekarang yang diperlihatkan adalah jumlah formasi, sementara jumlah pendaftar tidak ada karena untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti di tahun 2018," katanya.
Untuk tahun ini jenis kompetisinya pun berupa blind competition, selaiknya orang yang melamar ke sebuah universitas. Para peserta tes CPNS pun diharapkan tidak ragu-ragu atau takut ketika melamar suatu formasi.
"Kepada para calon pelamar CPNS, kalau memang sudah menemukan formasi yang sudah dianggap pas, cocok dengan kualifikasi yang dimiliki, maka segera daftar mulai sekarang. Jangan sampai di akhir-akhir numpuk," Paryono menyarankan.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya