Berawal dari Pandemi, Pasangan ini Sukses Bangun Bisnis Fesyen CE Homewear
Merdeka.com - Pandemi covid-19 telah membuat kinerja semua sektor di Indonesia menurun, termasuk bisnis fesyen. Namun, saat beberapa bisnis gulung tikar, pasangan ini justru nekat membangun sebuah bisnis fashion di tengah pandemi.
Pandemi yang datang tidak mematahkan semangat Cecylia Emeraldye bersama pasangannya Rico Nurfarizal dalam membangun bisnis fashion bersama. Mereka mengubah tantangan menjadi peluang dengan mendirikan brand bernama CE Homewear pada tahun 2020. Merek pakaian lokal ini fokus memproduksi homewear trendy yang cocok digunakan untuk semua kegiatan.
"Waktu pandemi itu kan banyak orang yang stay di rumah. Ada beberapa karyawan yang kerja sistem WFH juga. Singkatnya tuh orang-orang jadi banyak beraktvitas di rumah. Nah, saya dan Rico melihat ini sebagai kesempatan untuk berbisnis. Kita punya ide untuk produksi baju rumahan yang elegan. Jadi bisa dipakai di rumah juga untuk kegiatan di luar. Akhirnya kita sepakat untuk produksi homewear dengan nama brand CE Homewear," ujar Cecylia di Jakarta.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Kenapa Aan mulai usaha di masa pandemi? Aan menuturkan bahwa usahanya ini dia rintis beberapa waktu lalu saat mewabahnya Covid-19 di Indonesia. Saat itu dirinya tengah pulang kampung ke Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dan mengisi waktu dengan membuat kreasi tas jinjing perempuan.
-
Bagaimana Niko mengatasi penurunan omzet saat pandemi? Niko yang semula pasrah, akhirnya mulai menyadari potensi besar dari teknologi ini ketika dia mengunjungi sebuah tempat produksi DTF di Jakarta.
-
Apa yang dikembangkan Pemkot Bontang usai pandemi? Cara Pemkot Bontang Kembangkan UMKM Usai Pandemi Covid-19 Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
Sebelum mendirikan brand CE HOMEWEAR, Cecylia dan Rico sudah terlebih dahulu berkecimpung dalam dunia bisnis Fashion. Mereka menjalankan sebuah brand yang fokus menjual produk fashion impor dari Thailand dan China. Akan tetapi, pandemi yang datang membuat Cecyl dan Rico kesulitan memperoleh akses dalam memproses barang impor. Akhirnya mereka sepakat membuat brand fashion dengan produksi sendiri.
Dalam menjalankan brand fashion CE Homewear. Cecyl dan Rico memiliki porsi tugas masing-masing. Mereka berjalan beriringan dan saling melengkapi. Pasangan ini merancang dan melakukan inovasi produk fashion.
"Saya dan Cecyl bagi tugas dalam mengelola brand CE HOMEWEAR. Saya mengurus bagian produksi, dan Cecyl mengurus marketing. Terus kita berdua bareng-bareng develop serta desain produk fashion sesuai selera kita dan tentunya mengikuti tren fashion yang sedang happening," ujar Rico.
Melalui CE Homewear, Cecylia dan Rico ingin memperbarui kesan homewear menjadi pakaian yang elegan dan eksklusif. Seperti yang kita tahu, mayoritas masyarakat Indonesia menilai homewear hanya sebatas pakaian rumahan yang hanya digunakan di rumah atau pakaian untuk tidur.
"Jadi kan kebanyakan orang liat homewear itu sebatas daster rumahan atau piyama untuk tidur. Nah, kita ingin ubah image homewear jadi pakaian rumahan yang kalo dipakai keluar tuh tetep bagus. Kita upgrade dari segi patternnya yang lebih mewah, terus warnanya yang lebih cantik, dan desainnya yang lebih eye-catching," ujar Cecylia.
Produk fashion homewear dari CE Homewear memiliki keunggulan dibandingkan produk homewear lainnya. Desain dan pattern homewear dari brand ini sangat kekinian, cantik, dan juga eksklusif. CE Homewear sudah memproduksi pakaian mulai dari daster, oneset, outer, kaftan, hingga blouse.
Selain itu, mereka menggunakan material premium yang terbaik di kelasnya agar para konsumennya selalu nyaman memakai produk CE Homewear. Dari segi packaging pun benar-benar elegan. Seluruh produk fashion CE HOMEWEAR dibanderol dengan harga yang terjangkau.
Selama 2 tahun berdiri, CE Homewear berhasil menjadi supplier pakaian homewear trendi di Indonesia. Brand fashion lokal ini juga mendorong pertumbuhan pelaku UMKM wanita dengan membuka kesempatan bagi mereka yang ingin mencoba bisnis fashion.
"Jadi kita juga membuka kesempatan untuk mereka yang mau coba bisnis fashion dengan bergabung bersama CE Homewear. Kita dampingi para pebisnis pemula dengan memberikan konsultasi bisnis gratis dari para ahli. Sampai sekarang sudah ada 105 orang yang menjadi Mitra," ujar Cecylia.
Brand CE Homewear sukses menjual ratusan ribu produk fashion ke seluruh Nusantara hingga Mancanegara. Merek pakaian lokal asal Bandung ini sudah merambah pasar di beberapa Negara Asia seperti Malaysia, Singapura, dan Taiwan. Tak hanya itu, brand ini juga pernah mencapai rekor penjualan yang fantastis. Sebanyak 70.000 pakaian sukses terjual dalam waktu 1 bulan.
Cecylia dan Rico mengaku senang karena bisnis fashion yang mereka rintis bersama berjalan dengan lancar. Saat memulai bisnis fashion CE Homewear, mereka hanya memiliki 7 karyawan dan berada di ruko yang sempit. Namun, kini mereka dapat memperkerjakan banyak karyawan serta mendirikan kantor di bangunan yang luas.
"Saya sama Cecyl bersyukur brand ini berjalan dengan lancar. Kita bisa membuka lapangan pekerjaan untuk banyak orang. Dulu yang awalnya kita cuma punya 7 karyawan. Sekarang kita punya hampir 30 karyawan," ujar Rico.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Awalnya, keduanya dikenal sebagai pengusaha fesyen yang memiliki toko di Pasar Tanah Abang, Jakarta.
Baca SelengkapnyaPasutri asal Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, nekat meninggalkan pekerjaan dan memulai merintis bisnis kecil-kecilan
Baca SelengkapnyaWindhy Arisanti menjadikan kondisi tersebut peluang merintis bisnis kue dan aneka camilan.
Baca SelengkapnyaBerkat riset dan inovasi, Dinova Store masih terus bertahan hingga saat ini. Bahkan, Sri masih mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi anak muda.
Baca SelengkapnyaUntuk tetap mempertahankan bisnisnya, Rifan melakukan berbagai inovasi produk makanan hingga bisnis oleh-oleh.
Baca SelengkapnyaLesunya industri tekstil turut berimplikasi pada PHK karyawan di sejumlah perusahaan konfeksi. Namun, Sinergi ADV mampu bertahan.
Baca SelengkapnyaMereka berhasil membanggakan kesuksesan mereka sebagai pemilik usaha fesyen yang sukses di Lamongan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKonsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik membuat aneka kerajinan anyaman bambu semakin diminati konsumen.
Baca SelengkapnyaBanyak pengusaha yang gulung tikar dan mengalami stres.
Baca SelengkapnyaKeduanya mengalami masa-masa tak punya uang untuk makan.
Baca SelengkapnyaSetiap tahun, Dini memberangkatkan satu karyawannya pergi umroh.
Baca SelengkapnyaOmzet yang didapatkan dari baju anak unik untuk satu kali ekspor bisa mencapai Rp100 juta. Sedangkan untuk omzet dalam negeri biasanya Rp30 juta.
Baca Selengkapnya