Berkah mudik Lebaran, kuli panggul terminal kantongi untung berlipat
Merdeka.com - Setiap bus tiba dari luar kota merupakan hal menggembirakan bagi Sahid dan rekan-rekan. Sahid berprofesi sebagai kuli panggul resmi di Terminal Kampung Rambutan.
Sahid mengungkapkan, musim mudik dan balik Lebaran merupakan berkah tersendiri bagi para kuli panggul. Sebab, mereka mendapat peningkatan pendapatan seiring ramainya penumpang bus.
"Kalau saat mudik lumayan kan duitnya masih pada banyak belum kepake jadi ngasihnya (bayaranya) gede-gede," kata Sahid di sela waktunya menunggu bus tiba di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Jumat (30/6).
-
Kenapa mudik lebaran bikin ekonomi daerah hidup? Pemudik dari kota besar cenderung membawa banyak uang untuk dibagikan ke orang tua dan saudara. Mereka lantas akan belanja dan datang ke berbagai destinasi wisata daerah. Dampaknya, roda perekonomian daerah ikut berputar selama musim mudik lebaran.
-
Kenapa jumlah pemudik tahun ini meningkat? 'Dibanding tahun lalu, jumlah pemudik tahun ini naik sekitar 55%. Jumlah kendaraan juga meningkat drastis, sementara kapasitas jalan tidak banyak bertambah,' ujar Slamet dalam paparannya di Hotel Grand Kemang, Jaksel, Selasa (2/4).
-
Kapan usaha seblak Mu'adhim mengalami peningkatan omzet? Sejak berhentinya masa pandemi COVID-19, omzet warung seblak milik Mu’adhim terus meningkat.
-
Kenapa omzet pedagang Tanah Abang naik menjelang Ramadan? Memasuki bulan suci Ramadan, ragam busana muslim yang paling banyak dipesan dan diminati para konsumen.
-
Apa yang meningkat penjualannya menjelang Lebaran? Menjelang Hari Raya Idulfitri, penjualan pernak-pernik bernuansa Islami mengalami peningkatan sekitar 20-30 persen.
-
Kenapa orang mudik saat Lebaran? Pantun ini seringkali menyiratkan makna tentang kebersamaan, kerinduan, serta harapan untuk bertemu kembali dengan keluarga tercinta di kampung halaman.
Sementara untuk arus balik, Sahid mengatakan bahwa penumpang cenderung memberi upah lebih sedikit. "Mungkin karena uangnya sudah mulai menipis habis dipakai Lebaran di kampung," ujarnya.
Sahid dan rekan kuli panggul lainnya memang tidak mematok tarif khusus. Mereka menerima upah seikhlasnya dari penumpang yang menggunakan jasa mereka.
"Ada yang ngasih Rp 10.000, Rp 20.000 Rp 30.000. Paling besar ngasih Rp 50.000. Yang ngasih goceng (Rp 5.000) juga ada," ungkapnya.
Di hari biasa, Sahid mengaku pendapatannya hanya berkisar Rp 50.000 sampai Rp 100.000 per hari. Sementara, di musim mudik Lebaran, pendapatannya meningkat dua kali lipat berkisar antara Rp 150.000 hingga Rp 200.000 per hari.
"Yang paling banyak dapat Rp 250.000 pas mudik," jelasnya.
Ketika bus tiba dan berhenti di area parkir antar-jemput, Sahid dan rekan-rekannya langsung mengerubungi bus tersebut. Untuk lebih menarik minat penumpang, mereka menawarkan jasa menggunakan bahasa daerah asal bus tersebut.
Misalnya, ketika bus yang tiba berasal dari Tasikmalaya atau Garut, mereka menyapa dan menawarkan jasa dengan menggunakan bahasa sunda. "Bade ka arah mana (mau ke arah mana) bu?," kata mereka.
Untuk membedakannya dengan kuli panggul tidak resmi, mereka diberi seragam berwarna oranye dengan nomor dan nama mereka yang tertera di bagian muka.
Operator terminal pun berkali-kali mengingatkan penumpang untuk menggunakan jasa panggul hanya dari mereka yang menggunaan seragam. "Penumpang yang ingin menggunakan jasa panggul ada petugas yang berseragam oranye," begitu suara pengumuman yang dikeluarkan melalui pengeras suara.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mudik lebaran menjadi berkah bagi para porter atau kuli angku barang penumpang kereta di Pasar Senen.
Baca SelengkapnyaTak terkira, ternyata profesi tersebut bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah yang begitu besar.
Baca SelengkapnyaPedagang bunga mengklaim bahwa tidak menaikkan harga bunga karena khawatir dagangannya tidak laku.
Baca SelengkapnyaJasa laundry banyak dimanfaatkan warga yang ditinggal mudik oleh asisten rumah tangganya ketika masa libur Lebaran.
Baca SelengkapnyaTeladan hidup dialami oleh sepasang pengusaha saat memberikan bantuan minum kepada seorang pengemudi ojol di rumahnya.
Baca SelengkapnyaKisah mantan kuli pembuatan batu bata berhasil sukses dari berjualan pisang goreng di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPada momen libur panjang Waisak, Terminal Pulo Gebang mengalami lonjakan penumpang menuju kota-kota di Jawa dan Sumatera.
Baca SelengkapnyaSelama musim angkutan lebaran, omzet KAI Commuter tembus Rp86 Miliar.
Baca SelengkapnyaPinang ini dijual dan akan digunakan dalam acara perayaan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPanen durian khas petani Badui sangat menguntungkan para pedagang, sehingga bisa menopang ekonomi keluarga.
Baca Selengkapnya