BI Beberkan Perubahan yang Terjadi saat Ekonomi Digital Mulai Berkembang
Merdeka.com - Perkembangan teknologi terus merambah ke sektor perekonomian. Peran digital makin luas dan memasuki di berbagai kegiatan ekonomi baik di sektor rill dan sektor keuangan.
Berbagai studi empiris menunjukkan digitalisasi perekonomian, pada satu sisi telah mendorong produktivitas perekonomian. Inovasi teknologi digital di industri keuangan telah mendorong perkembangan financial technology (fintech). Hasilnya bisa terlihat dalam sistem pembayaran dan jasa keuangan, termasuk melalui crowd-funding, peer-to-peer lending, asuransi, dan wealth management.
Bank Indonesia dalam buku Laporan Perekonomian Indonesia 2019 menilai, perkembangan ini pada gilirannya telah mendorong efisiensi dan efektivitas perekonomian. Namun, di sisi lain hal ini perlu mendapat perhatian. Sebab pola baru kolaborasi antar pelaku ekonomi melalui sharing economy dapat mengubah peran institusi keuangan konvensional sebagai lembaga intermediasi.
-
Bagaimana BRI mendorong digitalisasi finansial? Lewat kegiatan ini, BRI terus mendorong sosialisasi pemakaian QRIS BRI sebagai wujud edukasi digitalisasi finansial kepada masyarakat.
-
Bagaimana teknologi informasi berkembang di Indonesia? Sejak diperkenalkannya radio, teknologi informasi terus mengalami perkembangan pesat yang mempengaruhi peradaban masyarakat informasi di Indonesia. Kemudian, dengan berkembangnya internet, teknologi informasi semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
-
Bagaimana Gen Z memanfaatkan fintech untuk belanja? Data menunjukkan bahwa 67 persen pengguna fintech memanfaatkan BNPL untuk berbelanja tanpa harus melakukan pembayaran di awal.
-
Apa yang sedang tren di Indonesia? Hati ayam adalah sebuah bahan makanan yang cukup populer di Indonesia.
-
Bagaimana pengguna TikTok berbelanja dibandingkan non-pengguna? Dalam acara TikTok Mega Sale Insight 2024 yang berlangsung di Jakarta, Rabu (18/9), Sitaresti Astarini, Head of Business TikTok Indonesia, mengungkapkan bahwa pengguna TikTok berbelanja 1,6 kali lebih sering dibandingkan non-pengguna.
-
Mengapa BRI fokus pada digitalisasi? Hal ini untuk menjawab tantangan yang harus dihadapi oleh BRI terkait pemanfaatan data yang begitu besar untuk menumbuhkan kinerja. Karena kami menyadari mayoritas nasabah BRI adalah UMKM yang perlu edukasi dan sosialisasi untuk pemanfaatan teknologi perbankan secara khusus',
Stabilitas sistem keuangan juga dapat terpengaruh. Ini sejalan dengan makin merebaknya aktivitas shadow banking.
Kemudian maraknya penerbitan uang digital, dan belum tercakupnya aktivitas pelaku inovasi digital dalam pengaturan yang ada saat ini (lessregulated). Perkembangan tersebut pada akhirnya dapat memengaruhi dan bahkan berisiko mengubah karakter transmisi kebijakan moneter.
Selain itu, perilaku dan hubungan antar agen ekonomi terus berubah. Sejalan dengan revolusi digital dalam kegiatan ekonomi yang meningkat pesat.
Berbagai studi empiris menunjukkan pola konsumsi masyarakat mulai banyak bergeser ke belanja dalam platform digital. Menggunakan metode pembayaran yang serba mobile, cepat, dan aman.
Hubungan Industri dengan Pelaku Ekonomi
Hubungan industrial antar pelaku ekonomi pun beralih ke pola yang makin modular. Pola ini disertai tercatatnya data detail hingga level individu sebagai jejak data (digital footprint) hasil dari aktivitas ekonomi secara digital.
Perkembangan ini pada satu sisi menunjukkan inovasi pada era digital berpotensi meningkatkan produktivitas dan efisiensi perekonomian melalui akses informasi yang lebih baik. Tak hanya itu, ini juga berpotensi melahirkan model bisnis dan sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Pada sisi lain, perkembangan era digital itu juga perlu direspons dengan tepat. Agar tetap dapat meminimalkan risiko terjadinya konsentrasi penguasaan usaha dan data detail yang dapat memengaruhi kesinambungan ketahanan ekonomi.
Respons kebijakan yang ditempuh tidak hanya bertumpu pada satu kebijakan. Namun perlu terintegrasi dalam satu bauran kebijakan. Pergeseran dari sisi kebijakan ini merupakan dampak lanjutan dari pergeseran karakter ekonomi.
Untuk itu, kebijakan bank sentral harus didukung kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran dan kebijakan pendukung lainnya. Selain itu, kebijakan reformasi struktural juga diperkuat untuk meningkatkan ketahanan ekonomi di tengah peran digital yang menguat.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaDompet digital semakin marak digunakan sejak pandemi COVID-19.
Baca SelengkapnyaNilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia kini mulai meninggalkan transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM.
Baca SelengkapnyaGenerasi Y, Z dan Alpha akan lebih dominan melakukan preferensi pembayaran secara digital sehingga mendorong peningkatan transaksi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaMenurut data Hippindo, transaksi digital seperti QRIS juga dapat meningkatkan jumlah transaksi terhadap para anggotanya.
Baca SelengkapnyaTransaksi digital banking tercatat 5.666,28 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,43 persen.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), dan penyedia teknologi keuangan digital mendorong perkembangan transaksi digital di pusat perbelanjaan.
Baca SelengkapnyaPay Later dinilai dapat memberikan manfaat yang optimal dalam memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaPerry menuturkan transaksi uang elektronik (UE) meningkat 35,24 persen (yoy), sehingga mencapai Rp92,79 triliun.
Baca SelengkapnyaTransaksi kartu kredit pada bulan yang sama tumbuh 19,6 persen (yoy) mencapai 39,7 juta transaksi.
Baca SelengkapnyaRiset itu menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan bahkan terus bertumbuh setelah pandemi.
Baca Selengkapnya