BI Sebut Pelemahan Yuan Tak Pengaruhi Ekspor RI

Merdeka.com - Mata uang China atau Yuan kian melemah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) sebagai imbas dari adanya perang dagang. Hari ini, kurs tengah nilai tukar renminbi atau yuan, melemah 75 basis poin menjadi 7,0211 terhadap USD.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menyebutkan devaluasi Yuan tidak menggerus nilai ekspor RI ke China. Namun tetap harus dilakukan berbagai upaya menjaga kinerja ekspor, yaitu menjaga volume permintaan serta memperluasan jangkauan pasar ekspor.
"Kita tidak terpengaruh banyak dari sisi (devaluasi) Yuan, karena porsi kita bukan ditentukan dari sisi nilai tukar," kata dia, di Gedung BI, Jakarta, Senin (12/8).
Dody melanjutkan, secara jangka pendek mata uang Yuan yang terdevaluasi tidak akan berpengaruh terhadap perdagangan mancanegara Indonesia. Dia menyebutkan faktor yang akan sangat berpengaruh adalah jika terjadi pelemahan permintaan, atau menurunnya kualitas barang ekspor Indonesia.
"Transaksi ekspor dalam jangka pendek tidak terkait banyak dengan devaluasi Yuan, tapi lebih ke permintaan dan kualitas," ujarnya.
Oleh karena itu, dia menegaskan saat ini pemerintah Indonesia tengah berupaya untuk menggenjot ekspor dengan perluasan pasar termasuk melalui upaya peningkatan perdagangan bilateral. Kontraksi kinerja ekspor selama kuartal II 2019 telah memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sebagai informasi, pada kuartal II 2019 pertumbuhan ekspor tercatat minus 1,81 persen (yoy), padahal pada kuartal II 2018 ekspor masih tumbuh 7,65 persen (yoy).
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya