Bos BCA yakin BI punya strategi respons pelemahan Rupiah
Merdeka.com - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja mengatakan, pihaknya masih menunggu tindakan Bank Indonesia (BI) sebagai pemangku kebijakan dalam menangani nilai Rupiah yang terus melemah. Rupiah saat ini hampir menyentuh angka Rp 14.000 per USD.
"Jadi kalau ditanya bagaimana Rupiahnya, ya tergantung kebijakan BI. Jadi, ini menyangkut sekali dari kebijakan moneter BI. Apakah memang kurs di bawah Rp 14.000 ini akan terus dipertahankan dengan catatan misalnya dalam kurun waktu 8 bulan lagi tidak ada kenaikan rupiah," kata dia di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (23/4).
Menurut dia, pengaruh nilai tukar Rupiah yang melemah akan berdampak pada sisi ekspor dan impor. "Meskipun itu salah satu faktor, tapi yang kita mesti lihat adalah ekspor dan impor, negatif atau positif ketersediaan Dolar di pasaran," tuturnya.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Siapa yang mengelola Redenominasi Rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Bagaimana mekanisme redenominasi Rupiah? Bank Indonesia sebenarnya sudah pernah memaparkan hal ini kepada DPR beberapa tahun lalu melalui Rancangan Undang-Undang Redenominasi.
-
Kapan Redenominasi Rupiah direncanakan? Indonesia telah mencanangkan agenda redenominasi rupiah sejak tahun 2010, dan wacananya masih berlanjut hingga saat ini.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
Dia juga mengungkapkan, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) berencana akan menaikkan suku bunga kreditnya tahun ini sebanyak tiga sampai empat kali. The Fed telah menaikkan suku bunganya menjadi 1,5 persen hingga 1,75 persen atau 25 basis poin (bsp).
"Kita tidak tahu nantinya seperti apa Fed arahnya. Artinya, paling tidak masih ada dua kali lagi. Jadi, kalau diantisipasi seperti itu, bunga USD pasti akan bergerak naik. USD akan pengaruhi juga currency lain di Euro, Poundsterling, Yen, dan major currency," katanya.
"Biasanya pakemnya, kalau Dolar naik, yang lain akan mengikuti menyesuaikan. Interestnya berapa ya, tergantung justifikasi tiap negara," sambung Jahja.
Sebelumnya, Direktur Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Rahmatullah, mengatakan Rupiah yang saat ini tengah terpuruk memiliki peluang untuk kembali menguat (rebound) terhadap Dolar Amerika Serikat (AS). Tercatat sejak awal tahun hingga tiga hari lalu, Rupiah telah terdepresiasi hingga 2,23 persen.
"Bisa saja (rebound), namanya juga nilai tukar dan yield itu bergerak sangat fluktuatif artinya bisa naik bisa turun," kata Rahmatullah, di Gedung BI Jakarta.
Dia menjelaskan, rebound bisa terjadi dengan adanya sejumlah sentimen global. Di mana, salah satunya, tidak menutup kemungkinan The Fed akan mengeluarkan pernyataan yang bisa mengurangi gejolak dan kekhawatiran yang saat ini tengah terjadi di pasar global.
Sebagai informasi, Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif pada perdagangan Senin (23/4) ini. Rupiah dibuka pada level Rp 13.908 atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin pada posisi Rp 13.789 per USD.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaKebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran masuk modal asing.
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaPerry menegaskan, dari hari ke hari, kinerja nilai tukar Rupiah bergerak sangat dinamis. Pihaknya optimis bahwa Rupiah tetap stabil dan akan cenderung menguat.
Baca SelengkapnyaPenguatan nilai tukar rupiah didorong oleh dampak positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani dipanggil Kepala Negara di tengah kursi Rupiah yang anjlok hingga menyentuh level Rp16.420 per USD.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah terhadap mata uang Negara Paman Sam hanya 2,34 persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca Selengkapnya