Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bos BKPM: Indonesia hanya perlu mencontek untuk mengejar ketinggalan

Bos BKPM: Indonesia hanya perlu mencontek untuk mengejar ketinggalan Kepala BKPM Thomas Lembong. ©2018 Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu

Merdeka.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong mengungkapkan investasi langsung Indonesia atau Foreign Direct Investment (FDI) masih jauh tertinggal dari negara-negara Asia, seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

Namun, hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Menurutnya, ketertinggalan ini akan menjadi satu tantangan pemerintah untuk melangkah lebih maju ke depan.

"Tapi buat saya malah menjadi seru, tantangan, dan justru menurut saya jelas menggambarkan potensi ya. Kalau Malaysia saja bisa saya yakin kita bisa, kalau Vietnam saja bisa saya yakin kita bisa. Jadi tidak ada alasan kalau kita tidak bisa," kata Lembong di Kantornya, Jakarta, Senin (30/4).

Dia menambahkan, untuk mengejar ketertinggalan pemerintah hanya perlu meniru negara tetangga yang lebih dulu maju. Dibandingkan harus berada di depan negara-negara Asia.

"Jadi sebetulnya kalau mengejar ketertinggalan itu sesuatu yang paling gampang cuma tinggal nyontek. Tinggal meniru. Kalau Vietnam lebih sukses ya sudah contek saja tiru saja apa yang mereka lakukan. Justru lebih sulit umpamanya kita sudah di depan. Jadi satu satunya cara untuk menggenjot lagi harus punya ide-ide baru itu jauh lebih sulit, tapi kalau kita yang di belakang di depan kita sudah ada contoh contoh cuma tinggal tiru apa yang dilakukan Vietnam tinggal dilakukan saja," jelasnya.

Sejauh ini, Vietnam memang telah lebih dahulu membuka perjanjian kerja sama perdagangan dengan Uni Eropa. Bahkan sejak 15 tahun lalu Vietnam juga telah membuka sektor Universitas Internasional di negaranya.

"Jadi menurut riset kami di Vietnam sudah ada Universitas Internasional yang mencetak sarjana-sarjana yang kemudian bisa membangun industri dan sektor jasa. Dan ini yang lagi kita tiru. Kita juga nanti membuka sektor universitas untuk investasi supaya kita bisa menciptakan lebih banyak sarjana yang sangat sangat dibutuhkan oleh industri, oleh ekonomi digital, di sektor jasa," ungkapnya.

Sebelumnya, investasi langsung beberapa negara tetangga pada 2016, di mana India mencatat pertumbuhan foreign direct investment (FDI) sebesar 30 persen dan Filipina 38 persen dalam setahun. "Memang (Indonesia) masih kecil, Malaysia kenaikannya 50 persen tahun ke tahun." imbuhnya.

Thomas mengungkapkan kondisi investasi di Indonesia pada 2016 mengalami penurunan. Namun, mampu bertumbuh pada 2017 meski tidak sebesar negara tetangga. "Berkat kerja keras Presiden dan Wakil Presiden, 2017 kita mengalami recovery. FDI kita naik 11 persen dalam USD," jelasnya.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP