Bukan lagi upah, ancaman mesin hingga tenaga kerja asing perlu dikhawatirkan buruh
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, menilai masalah pengupahan bukan lagi isu yang harus di kedepankan pada momen May Day. Dia mengatakan, ada lima hal lain yang lebih penting yang seharusnya menjadi isu utama yang disorot pada momen hari buruh sedunia tersebut.
"Yang perlu kita jawab adalah ada 5 tantangan pekerja kita ke depan," kata Sarman saat dihubungi Merdeka.com, Jakarta, Selasa (1/5).
Sarman mengungkapkan, dari kelima hal tersebut yang pertama adalah mengenai bagaimana kesiapan tenaga kerja menghadapi era digitalisasi. "Ini kan harus dijawab karena ini prinsip loh, ke depan akan banyak tenaga-tenaga manusia itu tidak dibutuhkan lagi karena akan diambil alih oleh mesin, contoh misalnya di Indonesia kan sudah kita lihat di pintu tol mana lagi kita ketemu orang? Semua kudu pake mesin," ujarnya.
-
Gimana pengaruh teknologi ke tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi
-
Kapan teknologi akan menggantikan pekerjaan? Menukil laporan World Economic Forum (WEF), teknologi dan otomatisasi diperkirakan akan menggantikan 85 juta pekerjaan di Indonesia pada tahun 2025.
-
Apa yang sedang trending dalam dunia pekerjaan? Seiring perkembangan zaman, penggunaan Bahasa Inggris pun kian meningkat pesat.
-
Bagaimana cara mengatasi kekurangan talenta digital di Indonesia? Untuk mencapai jumlah itu dibutuhkan kolaborasi pentahelix. Model kolaborasi yang melibatkan lima unsur yaitu: Akademisi, Bisnis, Masyarakat, Pemerintah, Media.
-
Kapan teknologi mulai mengubah pekerjaan? Dalam beberapa tahun terakhir, mesin dan otomatisasi semakin menggantikan peran manusia dalam berbagai sektor pekerjaan.
-
Gimana Kemnaker kembangkan SDM Ketenagakerjaan? Dalam kegiatan ini akan dibahas mengenai peluang kerja sama antara organisasi internasional melalui program-program pengembangan kompetensi yang mereka miliki dengan kebutuhan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Bukan tidak mungkin, pekerjaan di sektor lain juga akan segera tergantikan oleh mesin dan sistem. "Nah ini kan tantangan, kita jangan berkutik-kutik di masalah upah saat ini sehingga kita lupa di depan kita ada lawan kita, itu mesin."
Selanjutnya, kedua adalah mengenai kualitas pendidikan. Saat ini hampir 90 persen tenaga kerja di Indonesia merupakan lulusan sekolah menengah atas ke bawah.
"Tentu itu berkaitan juga dengan skill dan kompetensi kita. Makanya kita harus menaikkan kualitas SDM kita. Sebenarnya, di May Day ini bukan lagi kita bicara masalah upah karena upah itu akan sejalan nanti dengan kompetensi kita. Kalau kompetensi kita baik, skill kita baik itu otomatis akan digaji juga sesuai dengan kompetensi yang kita miliki."
Ketiga adalah mengenai bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia sekitar tahun 2030 mendatang. Suatu kondisi di mana sebagian besar penduduk Indonesia hampir 60 persennya merupakan usia produktif yang otomatis memerlukan lapangan pekerjaan.
"Nah kalau kita tidak siap, ini akan menjadi beban sosial negara gitu loh. Tapi peluang kita kalau itu mampu dimanfaatkan produktivitas kita akan tinggi kemudian juga SDM kita tinggi mampu memanfaatkan peluang teknologi ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik karena usia produktif itu mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi kita."
Keempat adalah mengenai masih tingginya angka pengangguran di Indonesia. Hal itu ditengarai akan terus terjadi jika lapangan pekerjaan tidak bertambah, sebab tenaga kerja tidak mampu terserap oleh dunia usaha.
"Setiap tahun kita memproduksi hampir 2.500.000 tenaga kerja baik itu lulusan SMA maupun perguruan tinggi. Ini kan kalau kita tidak siap mempersiapkan pelaku-pelaku usaha baru, tidak lahir pengusaha baru tidak siap dengan lowongan kerja maka angka pengangguran kita semakin tinggi."
Kelima adalah persoalan tenaga kerja asing (TKA). "Satu-satunya jalan untuk kita mampu bersaing dengan TKA adalah kita memiliki daya saing kompetensi."
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pekerjaan yang bergerak di bidang AI, pemrograman dan komputasi menjadi jenis pekerjaan yang akan terus berkembang ke depannya.
Baca SelengkapnyaPeran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
Baca SelengkapnyaSaat ini megatren ketenagakerjaan dipengaruhi beberapa hal antara lain globalisasi dan perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaWEF melaporkan bahwa dominasi penggunaan kecerdasan buatan atau AI akan berdampak pada struktur pasar tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaDi tengah perkembangan teknologi saat ini, muncul berbagai hasil produk inovasi yang bisa mengancam sektor bisnis yang sudah ada.
Baca SelengkapnyaMenaker mengatakan masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh seberapa kompeten dan seberapa kompetitif pekerja/buruh.
Baca SelengkapnyaGig economy bisa mempekerjakan seseorang di dalam negeri maupun luar negeri.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah proyeksi robot yang bisa menggerus lapangan pekerjaan umat manusia.
Baca SelengkapnyaMeski mengubah iklim pekerjaan, AI tidak berarti menjadi malapetaka dan kesuraman bagi semua pekerja.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2025, diperkirakan teknologi akan semakin mendukung aktivitas manusia.
Baca SelengkapnyaKemunculan otomasi dan AI ini membuat semua negara kesulitan untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi warganya.
Baca Selengkapnya