Daftar alasan Elia Massa Manik pantas dicopot sebagai dirut Pertamina

Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Sumarno telah mencopot Elia Massa Manik dari jabatan Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Sebagai penggantinya, untuk sementara Menteri Rini menunjuk Nicke Widyawati sebagai pelaksana tugas (Plt) Dirut, calon induk holding migas itu.
"Elia Masa memang pantas diganti. Alasannya, selain terlalu sering mengeluh, juga melakukan manuver yang mengarah pada pembangkangan dalam menjalankan BBM penugasan," ungkap Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu (21/4).
Salah satu manuver Massa, menurut Fahmi, adalah mengurangi pasokan Premium di Jawa, Madura dan Bali (Jamali). "Memang tidak ada kewajiban bagi Pertamina untuk memenuhi pasokan Premium di Jamali, namun pengurangan pasokan itu menyebabkan kelangkaan BBM di berbarapa daerah. Sudah menjadi pemandangan umum di beberapa SPBU yang memasang pengumuman 'Premium Habis'," kata dia.
Masalah kelangkaan Premium belum reda, Pertamina memutuskan menaikkan harga Pertalite dari Rp. 7.800 per liter naik menjadi Rp. 8.000 per liter. Dengan kenaikan harga Pertalite sebesar Rp 200 per liter menyebabkan disparitas antara harga Premium dengan Pertalite menjadi semakin menganga hingga mencapai sebesar Rp 1.450 per liter.
Disparitas harga kedua jenis BBM sebesar itu, tidak bisa dihindari terjadi gelombang remigrasi dari Pertalite ke Premium, yang menyebabkan permintaan Premium semakin meningkat. "Kalau Pertamina tidak menambah pasokan Premium untuk memenuhi peningkatan permintaan Premium, akibat remigrasi konsumen dari Pertalite ke Premium, maka kelangkaan Premium akan semakin parah," kata dia.
Pertamina juga sangat gencar mengkampanyekan penghapusan Premium sebagai upaya mengurangi potensi kerugian dengan dalih pemberlakuan Euro-4. "Padahal, batas akhir waktu penetapan Euro-4 pada 2021. Kalau dipaksakan Premium dihapus sekarang akan menimbulkan gejolak dan resistensi dari konsumen, utamanya konsumen kelas bawah," ujar dia.
Penghapusan Premium juga akan mengacaukan program BBM Satu Harga, yang baru berlangsung. Masak, rakyat di Indonesia Timur yang baru menikmati harga Premium Rp 6.450 harus dipaksa menggunakan Pertalite dan Pertamax yang harganya jauh lebih mahal.
"Terakhir, Elia Massa seolah cuci-tangan terhadap tragedi kebocoran pipa Balikpapan, yang sudah membawa korban. Mestinya, Elia Massa dengan jabatan harus mengundurkan diri sebelum dicopot, pasca terjadi tragedi kebocoran pipa Balikpapan," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya