Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Data BPS: Neraca Dagang Indonesia Surplus Terhadap Tiga Negara Ini

Data BPS: Neraca Dagang Indonesia Surplus Terhadap Tiga Negara Ini Pelabuhan. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Neraca Perdagangan Indonesia tercatat mengalami defisit sebesar USD 1,33 miliar pada November 2019. Defisit tersebut disebabkan defisit sektor migas sebesar USD 1,02 miliar dan defisit non migas sebesar USD 300 juta. Secara tahunan, Indonesia mencatatkan defisit sebesar USD 3,1 miliar.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, meski mengalami defisit, Indonesia masih mengalami surplus terhadap beberapa negara. Tiga negara terbesar mengalami defisit terhadap Indonesia antara lain Amerika Serikat, India dan Belanda.

"Terhadap Amerika Serikat, Indonesia surplus sebesar USD 8,5 miliar sepanjang 2019 dari Januari hingga November. Terhadap India surplus sebesar USD 6,7 miliar. Kemudian, terhadap Belanda surplus USD 2 miliar," ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Senin (16/12).

Adapun 10 komoditas yang diekspor ke luar negeri antara lain bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, mesin dan perlengkapan elektrik, kendaraan dan bagiannya, besi dan baja, logam mulia dan perhiasan, karet dan barang dari karet, mesin dan peralatan mekanis, pakaian dan aksesorisnya serta alas kaki.

Sementara itu, Indonesia mengalami defisit terhadap 3 negara seperti China, Australia dan Thailand. Terhadap China, Indonesia mengalami defisit sebesar USD 16 miliar sepanjang 2019. Angka ini turun jika dibandingkan dengan periode tahun lalu sebesar USD 18 miliar.

"Selain China, Indonesia mengalami defisit terhadap Australia sebesar USD 2,4 miliar. Turun tipis bila dibandingkan dengan tahun lalu sebesar USD 2,8 miliar. Kemudian neraca dagang Indonesia juga defisit terhadap Thailand terhadap USD 3,5 miliar, turun dari tahun lalu sebesar USD 4,7 miliar," paparnya.

Penyebab Defisit Neraca Perdagangan

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD 1,33 miliar pada November 2019. Defisit disebabkan oleh menurunnya ekspor menjadi USD 14,01 miliar dan impor sebesar USD 15,34 miliar.

"Total impor kita pada November 2019, sebesar USD 15,34 miliar. Jadi kalau kita bandingkan dengan ekspor maka defisit kita cukup dalam sebesar USD 1,33 miliar," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Senin (16/12).

Suhariyanto mengatakan, nilai neraca perdagangan pada November disumbang oleh defisit sektor migas sebesar USD 1,02 miliar dan non migas sebesar USD 0,3 miliar. Menurutnya, melambatnya ekspor karena perekonomian global yang melambat.

"Tantangan yang kita hadapi menjadi luar biasa dan harus ekstra hati-hati. Hal ini sebagian besar disebabkan perdagangan global melambat, ekonomi global melambat. Jadi kita harus ekstra hati-hati ke depan," jelasnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP