Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dipercaya Bisa Tangkal Virus Corona, Harga Jahe di Garut Naik 10 Kali Lipat

Dipercaya Bisa Tangkal Virus Corona, Harga Jahe di Garut Naik 10 Kali Lipat Jahe. ©2020 Merdeka.com/www.pixabay.com

Merdeka.com - Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman menyebut bahwa saat ini harga jahe kian mahal seiring merebaknya virus corona di Indonesia. Selain harganya yang mahal, jahe pun kini sulit ditemukan di pasaran.

"Harga jahe itu di tingkat petani biasanya di kisaran Rp7.000 sampai Rp10.000. Sekarang ini harga jahe di tingkat petani bisa sampai Rp50.000 dan di pasar bisa mencapai Rp70.000," ujarnya, Rabu (4/3).

Haeruman menyebut bahwa mahalnya harga jahe kemungkinan terjadi karena virus corona yang sekarang tengah merebak dan diyakini bisa menangkal. Namun selain hal tersebut juga, mahalnya harga jahe karena saat ini belum masuk pada musim panen.

Naiknya harga jahe sendiri, disebut Haeruman memberikan berkah bagi para petani jahe di Kabupaten Garut.

"Tapi karena sekarang belum musim panen jadinya antara kebutuhan dengan pasokan tidak seimbang," sebutnya.

Sementara itu, salah seorang pedagang wedang jahe di Garut, Deri (27) menyebut bahwa saat ini dia memang cukup kesulitan mendapatkan jahe di pasaran. Selain sulit, harganya pun cukup mahal. "Masa sekilo sampai Rp70.000," katanya.

Dengan sulit dan mahalnya harga jahe, diakui Deri, dia tidak bisa berjualan wedang jahe dengan maksimal karena sedikitnya stok jahe untuk dibuat minuman. Selain itu, meski harga jahe yang mahal dia tidak bisa begitu saja menaikkan harga wedang jahe yang dijualnya.

"Mungkin memang sekarang banyak orang yang beli jahe jadinya pasokan menipis dan harganya jadi mahal. Karena kan katanya bisa menangkal virus corona," tutupnya.

Setelah Masker, Giliran Jahe, Kunyit, Temulawak Dibanderol Harga Selangit

Sejumlah empon-empon atau rempah tradisional kini mengalami lonjakan harga. Kenaikan harga ditemui di beberapa pasar. Seperti di Pasar Kemiri Muka Depok, pedagang membanderol temulawak Rp40.000/kg.

"Sekarang harganya (temulawak) Rp40.000/kg, biasanya saya jual cuma Rp10.000/kg," kata Suyadi salah satu pedagang Pasar Kemiri, Rabu (4/3).

Selain temulawak harga rempah-rempah yang juga melonjak adalah jahe, sereh dan kunyit. Namun kenaikan harga rempah-rempah tersebut tidak sesignifikan harga temulawak. "Jahe harganya sekarang Rp40.000/kg dari Rp20.000/kg. Sereh Rp10.000/kg dari Rp6.000/kg dan kunyit Rp12.000/kg dari 5.000/kg," paparnya.

Permintaan rempah-rempah tersebut diakui Yadi terjadi lonjakan sejak dua hari lalu atau bersamaan dengan diumumkan adanya dua warga Depok yang terkena virus Covid-19. "Sejak senin banyak yang nyari (beli) mungkin karena ada yang kena (Corona) kemarin," ceritanya.

Dirinya terpaksa menaikkan harga jual karena harga dari Pasar Induk sudah naik. "DI Induk saja harga Rp40.000 (temulawak) langka barangnya. Ada tapi sedikit. Jadi ya saya jualnya juga sesuai harga karena naik jadi saya naikkan juga," tuturnya.

Kenaikan harga rempah tradisional juga ditemui di Pasar Palmerah, Jakarta Barat.

Salah satu pembeli, Tri harus mengocek kantong dalam-dalam untuk satu kilogram jahe. "Abis dari pasar Palmerah harga jahe Rp80.000/kg, temulawak Rp40.000/kg," ungkap Tri.

Hal sama terjadi di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bogor. Harga rempah-rempah mengalami kenaikan seiring tingginya permintaan masyarakat. Namun, kenaikan harga tidak terlalu drastis. Seperti di Pasar Cibinong, jahe merah dari sebelumnya Rp45.000 per kilogram, kini menjadi Rp60.000 per kilogram.

Sementara temulawak, dari Rp20.000 per kilogram kini melonjak jadi Rp50.000 per kilogram. Sementara komoditi lain seperti jahe biasa naik dari Rp35 ribu per kilogram menjadi Rp40.000 per kilogram sementara serai dari Rp7.000 menjadi Rp10.000.

Lalu harga kayu manis, di Pasar Cibinong dari sebelumnya Rp110.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp120.000 per kilogram. Kunyit pun mengalami kenaikan, dari sebelumnya Rp10 ribu per kilogram kini menjadi Rp15.000 per kilogram.

"Itu harga yang terpantau oleh kami tertanggal 4 Maret 2020," kata Humas PD Pasar Tohaga, Isni Jayanti.

Sementara di Pasar Parung, harga rempah-rempah juga mengalami kenaikan dari harga yang cenderung sama dengan di Pasar Cibinong.

Di Pasar Parung, jahe merah dari sebelumnya Rp60.000 per kilogram menjadi Rp70 kilogram, kunyit dari Rp10 ribu menjadi Rp15.000 per kilogram, sereh dari Rp7.000 menjadi Rp10.000 dan temulawak dari Rp35.000 menjadi Rp50.000.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP