Disparitas harga dengan non subsidi tinggi, gas elpiji 3 Kg sering disalahgunakan

Merdeka.com - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas menilai perbedaan harga gas 3 kilogram (Kg) yang jauh lebih murah dibandingkan dengan non subsidi mendorong pihak tidak bertanggung jawab menyalahgunakannya.
"Harga gas elpiji 3 Kg per kilogramnya jauh lebih murah dibandingakan non subsidi. Harga yang jauh lebih murah menyebabkan ada peluang bisnis dan disalahgunakan," ujar Ketua Hiswana Migas Kalbar, Hendra Salam dikutip Antara, Minggu (15/10).
Menurutnya, penyalahgunaan inilah yang mengakibatkan penyaluran gas subsidi menjadi tidak tepat sasaran. Dia mencontohkan untuk pengunaan elpiji 3 Kg per keluarga hanya berlaku satu KTP.
Namun realitanya dan ditemukan di lapangan dari data penjualan dalam satu keluarga ada lima KTP yang membeli.
"Bahkan dalam keluarga tersebut membeli hampir setiap hari. Kita tahu paling tinggi dalam sebulan pengunaan empat tabung gas dalam satu keluarga," kata Hendra.
Hendra menambahkan selain dimanfaatkan oleh orang yang menjual kembali dengan harga lebih tinggi, saat ini masih banyak orang kaya yang menggunakan gas subsidi.
"Kita tahu bahwa gas subsidi diperuntukan kalangan rumah tangga kurang mampu dan usaha mikro. Namun, realitanya masih banyak mengaku tidak mampu dibuktikan dengan membeli gas bersubsidi. Hal itulah menyebabkan tidak tepat sasaran," jelasnya.
Pihaknya selaku ujung tombak penyaluran gas subsidi akan terus bertekad untuk melakukan penjualan tepat sasaran. "Bersama pemerintah dan Pertamina, kita akan menjalankan amanah peraturan presiden dalam peruntukan gas subsidi. Upaya-upaya yang maksimal akan kita lakukan," tegasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya