Disparitas harga dengan non subsidi tinggi, gas elpiji 3 Kg sering disalahgunakan
Merdeka.com - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas menilai perbedaan harga gas 3 kilogram (Kg) yang jauh lebih murah dibandingkan dengan non subsidi mendorong pihak tidak bertanggung jawab menyalahgunakannya.
"Harga gas elpiji 3 Kg per kilogramnya jauh lebih murah dibandingakan non subsidi. Harga yang jauh lebih murah menyebabkan ada peluang bisnis dan disalahgunakan," ujar Ketua Hiswana Migas Kalbar, Hendra Salam dikutip Antara, Minggu (15/10).
Menurutnya, penyalahgunaan inilah yang mengakibatkan penyaluran gas subsidi menjadi tidak tepat sasaran. Dia mencontohkan untuk pengunaan elpiji 3 Kg per keluarga hanya berlaku satu KTP.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Mengapa BPH Migas dorong pemanfaatan gas bumi? Dalam rangka turut menjaga lingkungan, mengurangi emisi karbon, dan mengatasi perubahan iklim, BPH Migas terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi melalui pipa,' imbuhnya.
-
Bagaimana BPH Migas tingkatkan konsumsi gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM non subsidi? Harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Dimana harga BBM Pertamina beda? Di area DKI Jakarta, harga bahan bakar Pertamax (RON 92) tetap stabil di angka Rp12.100 per liter. Sementara itu, harga Pertamax Turbo (RON 98) mengalami peningkatan menjadi Rp13.550 per liter.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
Namun realitanya dan ditemukan di lapangan dari data penjualan dalam satu keluarga ada lima KTP yang membeli.
"Bahkan dalam keluarga tersebut membeli hampir setiap hari. Kita tahu paling tinggi dalam sebulan pengunaan empat tabung gas dalam satu keluarga," kata Hendra.
Hendra menambahkan selain dimanfaatkan oleh orang yang menjual kembali dengan harga lebih tinggi, saat ini masih banyak orang kaya yang menggunakan gas subsidi.
"Kita tahu bahwa gas subsidi diperuntukan kalangan rumah tangga kurang mampu dan usaha mikro. Namun, realitanya masih banyak mengaku tidak mampu dibuktikan dengan membeli gas bersubsidi. Hal itulah menyebabkan tidak tepat sasaran," jelasnya.
Pihaknya selaku ujung tombak penyaluran gas subsidi akan terus bertekad untuk melakukan penjualan tepat sasaran. "Bersama pemerintah dan Pertamina, kita akan menjalankan amanah peraturan presiden dalam peruntukan gas subsidi. Upaya-upaya yang maksimal akan kita lakukan," tegasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menyebut, kelangkaan gas subsidi itu akibat diborong orang kaya hingga restoran.
Baca Selengkapnya"Orang kaya, harusnya malu membeli gas melon, apalagi sudah tertulis pada tabung bahwa produk tersebut memang hanya diperuntukkan bagi orang miskin."
Baca SelengkapnyaKeresahan ini muncul setelah Dirjen Pajak mulai menagih pajak atas selisih Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaGas 3 kg merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus masyarakat yang kurang mampu.
Baca SelengkapnyaASN dan warga mampu di Banyuwangi dilarang menggunakan elpiji 3 kilogram bersubsidi untuk memasak di rumah maupun untuk usaha
Baca SelengkapnyaPenetapan acuan HET gas elpiji 3 kg bersubsidi untuk menekan selisih harga jual yang selama ini ditetapkan pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaGas Elpiji 3kg yang tidak sesuai sudah dilakukan pengamanan berupa penyegelan untuk sementara tidak diedarkan kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaSalman meminta masyarakat untukĀ menggunakan LPG sesuai dengan ketentuan sehingga tidak menyulitkan masyarakat lainnya yang berhak.
Baca SelengkapnyaJumlah pengguna LPG 3 kg sebagai barang public service obligation (PSO) naik hingga 5 persen.
Baca SelengkapnyaPenyaluran elpiji 3 kg bersubsidi masih belum tepat sasaran. Salah satunya diakibatkan berbagai macam penyimpangan saat distribusi.
Baca SelengkapnyaDirektur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, jumlah alokasi untuk LPG bahkan mengalami kenaikan untuk tahun ini.
Baca SelengkapnyaPemprov Sumut merespons cepat masalah kelangkaan gas 3 kg di beberapa daerah.
Baca Selengkapnya