Dorong Ekonomi Berkelanjutan, BRI Hadirkan Mesin Penukar Sampah Menjadi Saldo e-Wallet
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mendorong pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan melalui Program BRI Peduli Yok Kita GAS (Gerakan Anti Sampah).
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mendorong pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan melalui Program BRI Peduli Yok Kita GAS (Gerakan Anti Sampah).
Dalam program ini, BRI menggelar berbagai kegiatan untuk mendorong pengelolaan sampah terpadu dengan prinsip sistematis, menyeluruh, dan berkelanjutan, serta mengutamakan pemberdayaan masyarakat.
Program ini dilaksanakan bersamaan dengan persiapan acara Internasional Indonesian MotoGP di Mandalika, yang juga bertepatan dengan peringatan World Clean Up Day pada 20 September.
Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto menyatakan, BRI berkomitmen untuk membangun budaya keberlanjutan melalui program Zero Waste to Landfill, yang mencakup edukasi bagi pekerja tentang pengelolaan sampah dan pentingnya keberlanjutan lingkungan.
Sebagai bagian dari program ini, BRI juga memperkenalkan mesin Reverse Vending Machine (RVM) di Mandalika untuk mendaur ulang botol plastik. "Kami berharap program ini dapat meningkatkan kesadaran pekerja dan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik," ujarnya ditulis Senin (23/9).
Melalui Program RVM Botol Plastik BRI Peduli – Tukar Botolmu Raih Poinmu, BRI memperkenalkan dua mesin RVM di Mandalika untuk mendaur ulang botol plastik. Masyarakat yang memasukkan botol plastik ke dalam mesin ini akan mendapatkan poin yang dapat ditukarkan menjadi saldo e-wallet.
"Kedua program ini merupakan upaya BRI untuk merayakan World Clean Up Day dan merupakan bagian dari komitmen kami untuk mendukung keberlanjutan serta menciptakan lingkungan yang lebih bersih. Kami percaya bahwa inisiatif ini akan membantu masyarakat lokal dalam mengelola sampah dengan lebih efektif dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan," tegasnya.
Kegiatan pertama dalam Program Yok Kita GAS adalah pelatihan pengelolaan sampah yang diadakan pada 20 September 2024 untuk 300 peserta. Peserta pelatihan ini akan bertugas sebagai pengelola sampah selama event MotoGP yang berlangsung pada 26-29 September 2024.
Pelatihan ini berfokus pada pemilahan dan pengelolaan sampah organik dan anorganik dengan berbagai metode inovatif. Selain itu, pelatihan juga memberikan pengetahuan tentang pembuatan ecoenzym dan Pupuk Organik Cair (POC), yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan sampah secara ekonomis.
Prinsip 9R (Refuse, Reduce, Reuse, Repair, Recondition, Remanufacture, Repurpose, Recycle, dan Recover) juga dijadikan panduan dalam pengelolaan sampah. Sebanyak 300 petugas yang dilatih akan bertanggung jawab mengelola sampah di area Sirkuit Mandalika seluas 1200 hektar.
Sampah akan ditimbang, dihitung, dan dikelola dengan baik sesuai dengan jenisnya. Program Yok Kita GAS diharapkan dapat menjadi pendorong pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan dan alternatif pendapatan ekonomi bagi mereka.