Dulu eksportir gula terbesar dunia, kini Indonesia terikat impor
Merdeka.com - Menyandang predikat sebagai negara agraris, kondisi dan realitas pertanian Indonesia sangat memprihatinkan dan jauh dari harapan. Padahal, Indonesia menyimpan rekam sejarah kedigdayaan sebagai pemasok gula di dunia.
Zaman penjajahan Belanda atau sekitar tahun 1930, Indonesia menjadi eksportir gula terbesar nomor dua di dunia. Ini tidak lepas dari peran petani tebu Indonesia. Direktur Eksekutif AGI (Asosiasi Gula Indonesia) Tito Pranoloh menuturkan, kejayaan Indonesia dalam produksi gula telah pudar dan hanya tinggal sejarah.
Kondisi saat ini justru kebalikan dari zaman penjajahan Belanda. Indonesia kini menjadi negara ketiga terbesar mengimpor gula.
-
Apa penyebab produksi gula Indonesia kalah saing dengan Brazil? 'Brazil dan Indonesia sama-sama terletak di Garis Khatulistiwa. Hal ini perlu menjadi bahan refelksi kita bersama,' kata Arief dalam acara Nasional Sugar Summit (NSS) 2023, Jakarta, Rabu (13/12). Arief menilai pemerintah dan para pemangku kepentingan (stakeholder) perlu merefleksikan diri dan melihat kesuksesan Brazil dalam mengelola tebu. Sehingga menjadi negara dengan pengeskpor terbesar di dunia.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Bagaimana Indonesia jadi produsen nikel terbesar? Indonesia menjadi produsen nikel terbesar setelah Filipina membuat kebijakan ketat penambangan.
-
Kenapa produksi tembakau penting bagi Indonesia? Industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
-
Negara apa yang menghasilkan mangga terbanyak di dunia? India menghasilkan 25 juta ton mangga setiap tahunnya, jumlah tersebut sekitar 45% dari produksi mangga dunia.
-
Apa bentuk korupsi importasi gula? Dalam kasus ini, RD selaku Direktur PT SMIP pada tahun 2021 telah memanipulasi data importasi gula kristal mentah dengan memasukkan gula kristal putih, namun dilakukan penggantian karung kemasan seolah-olah telah melakukan importasi gula kristal mentah untuk kemudian dijual pada pasar dalam negeri.
"Kita pernah menjadi eksportir gula terbesar dunia ke-2 tahun 1930. Sekarang kita importir terbesar 3 dunia. Lima tahun mendatang kita bisa jadi importir nomor 2 terbesar dunia kalau tidak ada perbaikan," ucap Tito dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (28/4).
Tito menyebut, Indonesia masih mempunyai potensi untuk kembali menjadi negara produsen gula dunia. Itu tergantung cara pemerintah menghargai tebu petani. Jika pemerintah memperhatikan petani tebu, salah satunya bisa diperlihatkan dari penetapan HPP (Harga Pokok Produksi) gula.
"Bagian utama itu adalah gula petani. Pemerintah harus memberikan jaminan pasar dan saat ini saja pemerintah seharusnya sudah mengumumkan HPP, mestinya naik dari yang dulu karena inflasi naik," tegasnya.
Idealnya pemerintah bisa memberi sinyal perbaikan kesejahteraan petani melalui peningkatan harga. Jika ini semua bisa dilakukan, bukan tidak mungkin Indonesia akan mencapai swasembada gula.
"Jika ada jaminan pemerintah tingkat harga yang layak untuk petani mau produksi tebu, putusan pemerintah swasembada gula akan tercapai. Mestinya swasembada gula tetap menjadi tujuan pemerintah sekarang maupun pemerintah akan datang. Indonesia punya potensi untuk itu," tutupnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
residen Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula.
Baca SelengkapnyaPenurunan produksi gula tidak sejalan dengan pertumbuhan gula konsumsi yang terus meningkat setiap tahun.
Baca SelengkapnyaDiharapkan ada realisasi investasi dari pengusaha di luar negeri.
Baca SelengkapnyaKejaksaan Agung (Kejagung) buka suara perihal aktivitas impor gula di Kementerian Perdagangan.
Baca SelengkapnyaSubsektor tersebut antara lain teh, kopi, buah, coklat atau kakao, dan susu yang produksi dalam negerinya melimpah.
Baca SelengkapnyaHarga gula dunia terus mengalami peningkatan yang disebabkan beberapa faktor.
Baca SelengkapnyaMenurut kuasa hukum, Lembong bukan satu-satunya menteri perdagangan era Presiden Jokowi yang melakukan importasi gula
Baca SelengkapnyaPadahal kedua negara tersebut merupakan dilalui oleh garis khatulistiwa.
Baca SelengkapnyaDalam perdagangan minyak nabati, tidak semua exportir merupakan produsen minyak nabati.
Baca SelengkapnyaSaid mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada April 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaDiharapkan Indonesia bisa berbalik ekspor listrik ke Negeri Jiran di masa depan.
Baca Selengkapnya