Dulu Tukang Cuci Piring, Kini Punya Perusahaan Besar dengan Kekayaan Rp1.700 Triliun
Mengingat kekayaannya kini mencapai Rp1.700 triliun, ternyata Jensen bukanlah orang yang berasal dari keluarga kaya
Perjalanan hidup yang dialami pria ini patut dijadikan contoh. Hidup susah tak menghalanginya untuk mengejar kesuksesan hingga punya perusahaan skala besar.
Kisah inspiratif ini datang dari Jensen Huang yang menjadi orang kaya raya berkat kesuksesan perusahaannya, Nvidia. Ini adalah perusahaan raksasa chip yang sedang berkembang pesat. Chip AI Nvidia banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan lain. Sehingga, perusahaan Jensen Huang menjadi salah satu yang paling berpengaruh di dunia.
-
Apa yang membuat orang kaya? Menurut studi Northwestern Mutual tahun 2024, hanya 1 dari 3 jutawan yang merasa benar-benar kaya. Beruntung, rasa kaya tidak hanya tentang jumlah uang di rekening Anda, tetapi lebih kepada sikap Anda terhadap uang yang sudah dimiliki.
-
Bagaimana orang kaya makin kaya? Faktanya, mereka memperoleh kekayaan hampir dua kali lipat dalam bentuk uang baru dibandingkan dengan 99% total penduduk di dunia ini.
-
Bagaimana orang terkaya di Indonesia mendapat kekayaan? Michael Hartono menduduki posisi teratas dalam daftar orang terkaya di Indonesia menurut Forbes Real Time Billionaires.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
Mengingat kekayaannya kini mencapai Rp1.700 triliun, ternyata Jensen bukanlah orang yang berasal dari keluarga kaya. Dia lahir di Taiwan pada 1963. Kemudian saat berusia 5 tahun dia pindah ke Thailand.
Ketika usia menginjak 9 tahun, Jensen dan saudaranya dipindahkan ke Tacoma, Amerika Serikat unruk tinggal bersama pamannya. Setelah itu, orang tuanya juga menyusul ke AS untuk menemani anak-anaknya.
Ayah Jensen sangat menyukai Amerika.
"Ayahku berkeinginan membesarkan kami di negara yang luar biasa ini," ucap Jensen dari NY Post.
Jensen pun ternyata tidak sekolah di lembaga pendidikan bergengsi. Bahkan dia bersekolah di lembaga pendidikan yang dipenuhi anak-anak bandel. Bahkan Jensen pernah diancam pisau oleh anak di sana dan sering membersihkan kamar mandi.
"Aku sering disuruh membersihkan toilet saat di sekolah," ucapnya ketika mengisi pidato di depan lulusan Stanford University. Saat berusia 15 tahun, dia bekerja sebagai pencuci piring di restoran Denny's. Ini adalah pekerjaan pertama Jensen. "Ini adalah pilihan karir yang bagus. Aku merekomendasikan tap orang untuk mengawali pekerjaan di bisnis restoran, sebab mengajarkan kerendahan hati dan kerja keras. Aku mungkin adalah pencuci piring terbaik Denny's," ucapnya.
Setelah lulus pendidikan setingkat SMA, Jensen Huang melanjutkan kuliah di Oregon State University karena biaya kuliahnya yang murah. Di sana, dia menjalin asmara dan menemukan pasangan hidup, yaitu satu-satunya mahasiswi teknik elektro, Lori Mills.
Sekarang, Lori Mills telah menemani perjalanan hidup Huang selama lebih dari 30 tahun. Setelah lulus kuliah, Huang bekerja di perusahaan chip. Dia juga melanjutkan pendidikannya dan mendapat gelar master di Stanford selama lebih dari delapan tahun.
Lalu pada 1993, Huang dan dua rekannya, Chris Malachowsky dan Curtis Priem bertemu di restoran Denny's di South Buy. Ketiganya membuat sketsa rencana untuk mendirikan perusahaan sendiri. Dengan tekad yang bulat, ketiganya mendirikan Nvidia dengan modal USD 40.000. Kemudian Nvidia go public pada 1999. Mereka pertama kali membuat chip untuk grafis komputer dan meraih kesuksesan besar darinya.
Lalu pada 2014, Jensen Huang berhasil membuat chip untuk kecerdasan buatan atau AI. Kini era AI sedang meledak, Nvidia pun benar-benar mendapat keuntungan besar dari chip AI buatannya yang laku keras di pasaran.
Kini Jensen memiliki 3,5 persen saham Nvidia. Bersadarkan data Forbes, kekayaan Jensen mencapai USD 107,2 miliar atau lebih dari Rp1.746 triliun. Kekayaan ini meningkat pesat, karena 5 tahun silam kekayaannya tercatat hanya USD 3 miliar.
Jika ditanya tentang kesuksesan, Jensen akan menjawab bahwa setiap orang harus merasakan penderitaan terlebih dahulu.
"Kupikir salah satu keuntungan terbesarku adalah ekspektasi rendah. Kebanyakan lulusan Stanford punya ekspektasi sangat tinggi," ujarnya saat berpidato di Stanford.
Menurutnya hal itu sangatlah wajar, sebab lulus dari kampus bergengsi secara alami membuat tiap orang berharap lebih. Tapi menurutnya itu bisa menjadi hal yang kurang baik.
"Orang dengan ekspektasi sangat tinggi ketangguhannya sangat rendah, padahal ketangguhan itu penting untuk meraih sukses. Aku tidak tahu bagaimana mengajari kalian kecuali kuharap kalian mengalami penderitaan terlebih dahulu agar semakin tangguh," ungkapnya.