Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ekonom: Pemilu Tidak Berdampak Pada Rupiah, Investasi dan Pasar Saham

Ekonom: Pemilu Tidak Berdampak Pada Rupiah, Investasi dan Pasar Saham pertumbuhan ekonomi. ©2019 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan membeberkan sejumlah data terkait dampak pemilu bagi perekonomian Indonesia.

Pertama, pemilu tidak terlalu memberikan dampak signifikan pada kinerja nilai tukar Rupiah. Berdasarkan pengalaman di beberapa pemilu sebelumnya, nilai tukar lebih dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global, seperti kebijakan moneter The Fed, harga minyak, dan tingkat inflasi di dalam negeri.

"Kalau kita melihat di tahun pemilu, nilai Rupiah tertekan. Terjadi di 2004 dan 2014, sedangkan di 2009 Rupiah menguat. Kalau kita cermati lebih dalam, di 2004 dan 2005, harga minyak naik tinggi, sehingga memicu inflasi sangat tinggi, sampai 17 persen waktu itu. Apa yang terjadi di 2014, pada waktu itu The Fed menghentikan quantitative easing. Jadi dua faktor itu sangat menekan nilai tukar rupiah," ujar dia, Sabtu (13/4).

Kondisi sangat berbeda dengan saat ini. Jika pada 2004 dan 2005 inflasi tinggi, sekarang inflasi sangat rendah, di bawah 3 persen. Selain itu, jika pada 2014 The Fed mengetatkan moneter, maka sekarang The Fed malah sangat akomodatif dengan menghentikan pengetatan moneter.

"Bagaimana dengan arus dana investor asing di tahun pemilu? Kita tidak melihat korelasi yang jelas antara arus dana investor asing dengan pemilu, baik di 2004, 2009 maupun 2014," lanjut dia.

Terkait kinerja pasar saham di tahun pemilu, kata Katarina, jika menilik di tiga pemilu sebelumnya, cenderung pasar saham malah naik di tahun pemilu. Kalau pemilu aman, pasar saham malah meningkat.

Karena itu, berdasarkan pengalaman yang lalu, dia mengatakan bahwa pemilu bukanlah suatu faktor yang mesti dicemaskan. Apalagi takut untuk terus berinvestasi.

"Apalagi kita melihat dengan berhentinya pengetatan moneter oleh The Fed, terbuka ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga. Jadi sebaiknya jangan takut, jangan khawatir, teruslah berinvestasi sesuai tujuan investasi dan profil risiko masing-masing," tandasnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP