Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

ESDM akui ada makelar yang buat harga listrik mahal

ESDM akui ada makelar yang buat harga listrik mahal Jokowi resmikan PLTP Lahendong. ©2016 merdeka.com/hana adi

Merdeka.com - ‎Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Rida Mulyana mengakui jika ada broker ataupun makelar dalam penjualan listrik dari energi terbarukan. Hal ini membuat harga tarif listrik menjadi mahal saat diterima konsumen.

‎Tidak hanya itu, faktor perizinan yang masih menyulitkan juga dinilai menjadi alasan harga listrik masih mahal.‎

"Ya ada kalau disebutkan faktanya ya ada, belum perizinan. Saya kan dapat laporan. Ini yang dirasakan oleh pengusaha yang kemudian membuat itu inefisien jatuhnya ke tarif," ujarnya di Minahasa, Sulawesi Utara, Selasa (27/12).

"Kalau saya sih kan faktanya itu yang membuat inefisiensi dan itu peluang untuk sepertinya bisa," sambungnya.

Untuk itu, dia akan melakukan beberapa upaya guna mewujudkan keinginan Presiden Jokowi untuk menghilangkan makelar dari proses birokrasi. Dengan demikian, Rida optimis secara perlahan harga tarif listrik akan menjadi lebih murah.‎

"Misalkan Bapak (Jokowi) tadi masa Pertamina atau BUMN di tengah-tengah harus ada berarti kan cost, yang di tengah-tengah kan harus untung.‎ Ya kalau tarifnya ingin diturunkan ya hal-hal yang seperti itu yang tidak efisien itu harus dihilangkan. Itu yang lagi direview oleh kita," pungkasnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan alasan terkait penyebab harga listrik yang lebih mahal di Indonesia dibandingkan di negara-negara lain. Mahalnya tarif listrik di Tanah Air salah satunya disebabkan karena banyaknya makelar saat Indonesia Power Producer (IPP) menjual listrik ke PT PLN (Persero) dan akhirnya dijual ke masyarakat.

Sebagai contoh, IPP menjual harga setrum sebesar 5 sen per kWh melalui makelar. Makelar ini kemudian menjual setrum ke PLN dengan harga 8 sen per kWh. Dari PLN, harga yang dijual ke masyarakat juga bisa naik menjadi 11 sen per kWh.

"Saya bilang ke (Menteri) ESDM, terlalu banyak orang di tengah, terlalu banyak broker, terlalu banyak yang makelar. Kita ngomong apa adanya," ujarnya di Minahasa, Sulawesi Utara, Selasa (27/12).

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP