Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

ESDM: Proyek pembangkit 35.000 MW baru beroperasi 3 persen

ESDM: Proyek pembangkit 35.000 MW baru beroperasi 3 persen pln. Merdeka.com

Merdeka.com - Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andy N. Sommeng menyebut bahwa realisasi pembangunan proyek pembangkit 35.000 megawatt (MW) sampai 2017 mencapai 1.061 MW. Angka ini berarti baru 3 persen pembangkit listrik yang beroperasi.

"Status terakhir November 2017, program 35 gigawatt (GW) itu untuk pelaksanaan program sudah COD 1.061 MW atau 3 persen," ungkapnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (10/1).

Selain itu, proyek 35.000 MW yang sedang dalam tahap konstruksi tercatat sebesar 16.992 MW. Proyek sudah melakukan PPA (Power Purchase Agreement/perjanjian jual beli listrik) tapi belum mulai konstruksi sebesar 12.726 MW. Sedangkan yang masih di tahap pengadaan 2.790 MW dan perencanaan 2.228 MW.

"Kemajuan progress 35 GW ini kami optimistis, karena kontruksi sedang berjalan, artinya satu, dua tahun ke depan cukup besar tambahan listriknya," ujarnya.

Andi menjelaskan, progres pembangunan pembangkit dari tahap perencanaan hingga mulai beroperasi hasilnya berbeda-beda. Demikian halnya dengan program 35.000 MW di mana proyeknya ada yang sudah COD, kontruksi dan PPA.

"Jadi 35 GW itu program pembangunan infrastruktur multiyears. Nah syukur pemerintah bersama operator sampai 2019 ada reschedule 2020 semua administrasi sudah dan sisanya tinggal sama kontruksi jadi perencanaan dan pengadaan juga sudah. Jadi kita lihat in line dengan kebutuhan juga," tukas dia.

Capaian lain yang juga disampaikan Andy adalah pangsa Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk pembangkit tenaga listrik selama 2017 sebesar 5,81 persen atau lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 6,69 persen. "Nanti BBM akan digantikan dengan tambahan pembangkit EBT, peningkatan pasokan gas, implementasi biodiesel (B20) dan PLTU mulut tambang," ujarnya.

Sedangkan penyusutan jaringan sepanjang tahun 2017 mencapai target yakni sebesar 9,60 persen. "Untuk mempertahankannya, kita lakukan peningkatan pengawasan untuk mencegah pencurian listrik dan modernisasi sistem penyaluran dan metering," jelas dia.

Konsumsi listrik pun menurut dia terus meningkat seiring peningkatan akses atau elektrifikasi dan perubahan gaya hidup. Meskipun begitu, konsumsi listrik pada 2017 belum mencapai target sebesar 1.058 per kapita. Konsumsi listrik tahun 2017 hanya mencapai 1.012 kWh per kapita.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP