Februari 2020, Penerimaan Negara Capai Rp216,6 Triliun
Merdeka.com - Kementerian Keuangan mencatat penerimaan negara hingga akhir Februari 2020 mencapai Rp216,6 triliun. Realisasi ini setara dengan 9,7 persen dari target penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang dipatok sebesar Rp2.233,2 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penerimaan pada periode yang sama tahun sebelumnya atau Januari 2019 yang sebesar Rp217,6 triliun
"Maka kita melihat kinerja APBN kita Februari pendapatan negatif 0,5 persen dibandingkan tahun lalu," ujar Sri Mulyani Indrawati dalam video conference di Jakarta, Rabu (18/3).
-
Kapan cadangan devisa RI mencapai Rp2.288 triliun? Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2024 sebesar USD140,2 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara Rp2.288 triliun dengan asumsi kurs Rp16.321 per dolar AS.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Siapa yang meminta anggaran Rp20 triliun? Jelang rapat, Menteri HAM Natalius Pigai sempat dicecar terkait permintaan anggaran Rp20 triliun.
-
Apa target Kementerian ATR/BPN di tahun 2024? 'Saya minta kepada seluruh jajaran untuk lebih spartan lagi dalam mencapai target Kementerian di antaranya saya harap di tahun 2024 ini kita harus mewujudkan 100 Kota/Kabupaten Lengkap di seluruh Indonesia. Realisasi penyelesaian program PTSL harus benar-benar dijaga kualitas dan kuantitas supaya tidak ada yang namanya residu,' ucapnya.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Siapa yang dorong target RPJMN 2020-2024 tercapai? Anggota Komisi XI DPR Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mendorong agar asumsi dasar dan sasaran pembangunan pada RAPBN dapat mengejar target dalam RPJMN tersebut.
Dia menjelaskan, penerimaan tersebut terdiri dari penerimaan perpajakan mencapai Rp178 triliun atau 9,5 persen dari target yang sebesar Rp1.865,7 triliun. Terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp152 triliun dan penerimaan bea cukai sebesar Rp25 triliun.
"Untuk hibah hingga Februari tidak ada penerimaan hibah sehingga masih nol," katanya.
Sedangkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) tercatat sebesar Rp38,6 triliun atau 10,5 persen dari target yang sebesar Rp367,0 triliun. "PNBP ini sangat dipengaruhi oleh harga dari migas dan sumber daya alam (secara global yang turun), juga kurs Rupiah yang kini menguat," jelasnya.
Belanja Negara
Sementara itu, realisasi belanja negara hingga Februari 2020 mencapai Rp279,4 triliun. Realisasi ini setara dengan 11,0 persen dari pagu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 yang sebesar Rp2.540,4 triliun.
"Realisasi belanja ini tumbuh 2,8 persen lebih tinggi dari tahun lalu sebesar Rp271,8 triliun," kata Sri Mulyani.
Dia merincikan realisasi belanja negara sebesar Rp279,4 triliun itu terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp161,7 triliun. Di mana belanja Kementerian Lembaga tercatat sebesar Rp83,9 triliun dan belanja non Kementerian Lembaga sebesar Rp77,8 triliun
Selain itu transfer daerah dan dana desa mencapai Rp117,7 triliun. Angka itu terdiri dari transfer ke daerah sebesar Rp116,0 triliun dan dana desa sebesar Rp1,7 miliar.
"Intinya belanja negara sudah terealisasi 11,0 persen dari target, memberikan stimulus ke perekonomian," tandas dia.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kendati begitu, angka ini masih lebih kecil dibandingkan dengan pagu defisit APBN 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Sri Mulyani, capaian pendapatan negara tahun 2023 yang tembus melebihi target merupakan pencapaian yang luar biasa baik.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah melebihi target Undang Undang (UU) APBN untuk tahun 2023 yang hanya Rp2.463,2 triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi belanja negara tumbuh sebesar 10,9 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara jika dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan yakni 7,6 persen secara tahunan
Baca SelengkapnyaReliasasi belanja negara sebesar Rp184,2 triliun atau 5,5 persen dari pagu tahun 2024 yakni Rp3.325, 1 triliun.
Baca SelengkapnyaAdapun total penerimaan pajak berasal dari pajak penghasilan (PPh) non migas Rp810,76 triliun atau 76,24 persen dari target.
Baca SelengkapnyaJika dilihat dalam perjalanannya, penerimaan pajak sempat mengalami penurunan yang signifikan yakni pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah mencapai 101,3 persen dari targetAPBN 2023.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis outlook penerimaan pajak tahun ini bisa melebihi target yang sudah ditentukan sebesar Rp1.818,2 triliun.
Baca SelengkapnyaAPBN hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat positif dari target yang ditentukan
Baca Selengkapnya