Garam langka, pengusaha ikan pindang khawatir harus gulung tikar

Merdeka.com - Langkanya pasokan garam dalam negeri dan harga jual yang meningkat hingga dua kali lipat tak hanya merugikan petambak garam, namun kondisi ini juga merugikan pengusaha ikan pindang yang menjadikan garam sebagai bahan bakunya.
Sejumlah pembuat ikan pindang di beberapa wilayah di Bali mengeluhkan tingginya harga garam yang melonjak dari Rp 1.200 per kilogram menjadi Rp 5.000 per kilogram. Sedangkan harga ikan tongkol masih relatif stabil.
Seorang pengusaha ikan pindang di Jembrana, Dewa Komang Alit Nuarta mengatakan meski harga garam melambung tinggi, namun dirinya tidak serta merta menaikkan harga ikan pindang. Hal ini dikarenakan dirinya takut ditinggal pelanggan.
Untuk mengantisipasi kerugian besar, dia hanya memotong produksi ikan pindang dan menjualnya dengan harga pasaran, yakni Rp 4.000 hingga Rp 5000 per ekor atau Rp 22 ribu per kilogram.
"Dulu kita bisa produksi sampai 5 kwintal sehari, namun kini sudah menurun jadi 3 kwintal. Terpaksa sekarang selain jualan pindang ikan juga jualan ikan segar," kata Dewa di Bali, Minggu (30/7).
Dia mengaku hanya memanfaatkan garam seefisien mungkin tanpa harus mengurangi penggunaan garam saat membuat pindang. "Kalau garam kurang ikan pindang tidak mantap, kalau kelebihan nanti asin. Jadi sedang-sedang saja yang penting kita masih ada keuntungan meski sangat tipis," jelasnya.
Sementara itu, pembuat ikan pindang lainnya, Wayan Sukerta mengaku terpaksa berhenti membuat pindang karena tidak ada garam. Padahal, untuk membuat ikan pindang, para pengusaha rata-rata menghabiskan 10 kilogram garam untuk 1,5 kwintal ikan yang dibuat pindang.
"Sulit mencari garam karena di warung-warung tidak ada. Ini sudah satu bulan tidak ada," terangnya.
Jika kelangkaan ini terus berlanjut, para pedagang khawatir usahanya akan gulung tikar karena sulitnya mencari garam.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya