Google Mulai Ditinggalkan, Begini Asal-muasal TikTok yang Kini Jadi Platform Pencarian Informasi Anak Muda
Keberadaan Tiktok pun kini mulai menggantikan keberadaan Google sebagai situs pencarian informasi di ruang maya.
Keberadaan Tiktok pun kini mulai menggantikan keberadaan Google sebagai situs pencarian informasi di ruang maya.
Google Mulai Ditinggalkan, Begini Asal-muasal TikTok yang Kini Jadi Platform Pencarian Informasi Anak Muda
Google Mulai Ditinggalkan, Begini Asal-muasal TikTok yang Kini Jadi Platform Pencarian Informasi Anak Muda
Bagi generasi milenial dan generasi Z mungkin sudah tak asing lagi dengan aplikasi Tiktok. Aplikasi ini sekarang banyak digandrungi generasi tersebut. Bahkan banyak dari mereka yang menggunakan Tiktok sebagai rujukan ketika mencari sesuatu di internet.
Keberadaan Tiktok pun kini mulai menggantikan keberadaan Google sebagai situs pencarian informasi di ruang maya. TikTok kini menjadi pilihan banyak orang jika ingin mencari hal yang ingin diketahui. Artinya secara perlahan semuanya pindah ke aplikasi Tiktok sebagai platform pencarian. Menurut SimilarWeb, Google masih menjadi kekuatan dominan dalam pencarian. Platform tersebut masih memegang 90 persen pasar mesin pencari. Namun semakin banyak pengguna terutama Gen Z, Google memberikan tanda-tanda penurunan peminat.Melansir dari berbagai sumber, Zhang Yiming adalah pendiri utama raksasa teknologi China ByteDance. Salah satu produknya aplikasi TikTok yang sangat populer. Terkini TikTok sudah memiliki lebih dari 1 miliar pengguna di seluruh dunia.
Zhang Yiming merupakan lulusan dari Universitas Nankai pada tahun 2005.
Dia mulai mempelajari mikroelektronika sebelum beralih jurusan ke rekayasa perangkat lunak. Setelah lulus, Zhang mendapatkan pekerjaan di sebuah startup yang membantunya mengambil keterampilan berharga yang akan membangun fondasi perusahaannya sendiri. Startup tersebut bernama Kuxun. Zhang merupakan salah satu karyawan pertama pada perusahaan tersebut
Lantaran memiliki ketekunan yang luar biasa, ia pun banyak mempelajari hal-hal baru.
Dia juga selalu mengejar keunggulan dalam semua produknya saat masih dalam pekerjaan pertamanya di Kuxun. "Saat itu, saya bertanggung jawab atas teknologi, tetapi ketika produk mengalami masalah, saya akan aktif berpartisipasi dalam diskusi rencana produk," kata Zhang.
"Banyak orang mengatakan ini bukan apa yang seharusnya saya lakukan. Tapi saya ingin mengatakan: rasa tanggung jawab dan keinginan Anda untuk melakukan sesuatu dengan baik, akan mendorong Anda untuk melakukan lebih banyak hal dan mendapatkan pengalaman," tutur Zhang.
Pada tahun 2009, Zhang memulai bisnis pertamanya, sebuah situs pencarian properti bernama 99fang.com.
Dia keluar dari bisnis tersebut tiga tahun kemudian, tetapi perusahaan tersebut memicu dorongan untuk berwirausaha di Zhang. Pada 2012, ia mendirikan ByteDance, sebuah bisnis berbasis di Beijing yang menyediakan layanan agregasi berita.
Pada tahun 2012, Zhang merasa pengguna ponsel pintar China kesulitan menemukan informasi yang relevan di aplikasi seluler. Sementara raksasa pencarian Baidu menambahkan iklan yang dirahasiakan dengan hasil pencarian. Untuk itu, Zhang memiliki visi mendorong konten yang relevan kepada pengguna dengan menghasilkan rekomendasi kecerdasan buatan. Hal itulah yang pada akhirnya melahirkan ByteDance.Perusahaan dimulai di sebuah apartemen Beijing dengan empat kamar tidur untuk empat tim tinggal dan bekerja di masa-masa awal.
Dia mengklaim kondisinya kala itu cukup baik untuk sebuah startup, dan lingkungannya bagus.
Pada Agustus 2012, ByteDance meluncurkan aplikasi berita Toutiao. Aplikasi ini mampu menarik lebih dari 13 juta pengguna setiap hari dalam kurun waktu dua tahun. Zhang ingin membuat platform berita yang didukung kecerdasan buatan, berbeda dari mesin pencari Baidu di China. Uniknya, gaya manajemen yang diterapkan oleh Zhang dengan ByteDance meniru model perusahaan teknologi AS seperti Microsoft dan Google. Itu termasuk rapat balai kota dua bulanan dan melarang karyawan untuk menyebut dia sebagai 'bos' atau 'CEO,' sesuai norma China.Pada September 2015, ByteDance meluncurkan aplikasi berbagi video TikTok atau dikenal sebagai Doujin di China dengan basis penggemar kecil.
Produk ini menjadi hits instan dengan Gen Z dan milenial dan menjadi populer di seluruh dunia pada tahun-tahun berikutnya.
ByteDance membeli Musical.ly, layanan media sosial Tiongkok setahun kemudian seharga USD800 juta atau Rp12 triliun (kurs Rp 15.123) dan mengintegrasikan ke dalam TikTok.