GSP Diperpanjang, RI Punya Peluang Jadi Eksportir Nomor Satu ke Amerika Serikat

Merdeka.com - Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), Muhammad Lutfi menilai Indonesia punya peluang menjadi eksportir nomor satu ke Amerika Serikat dari wilayah ASEAN setelah menerima perpanjangan preferensi tarif Generalized System of Preferences (GSP) atau pembebasan bea masuk dari Amerika Serikat.
Sebab, bersamaan dengan Indonesia mendapat perpanjangan fasilitas tarif perdagangan tersebut, Thailand yang selama ini jadi eksportir nomor satu ke Negeri Paman Sam dari kawasan Asia Tenggara, justru kehilangan 804 pos tarifnya.
Itu setara USD 2,4 miliar, atau 50 persen dari pada fasilitas yang Negeri Gajah Putih nikmati selama ini
"Jadi harusnya setelah ini, Indonesia akan menjadi nomor satu, karena Indonesia nomor dua setelah Thailand, dan Thailand sekarang dipotong fasilitas GSP-nya," kata Lutfi dalam sesi teleconference, Senin (2/11).
Selain Thailand, Lutfi melihat Turki dan India juga mendapat potongan GSP. Jika melihat peluang ketiga negara tersebut, maka itu adalah ekspor berupa produk suku cadang otomotif, panel elektronik, hingga produk porselen, perhiasan, dan produk konsumsi dari buah.
Di sisi lain, Vietnam baru-baru ini juga telah mendapatkan tuduhan dari Amerika Serikat berupa manipulasi foreign exchange. Kemudian Vietnam juga dianggap melakukan ilegal timber atau pengenaan kayu ilegal untuk produk furniture-nya.
"Jadi saya bisa melihat, dalam 1-2 tahun mendatang furniture akan tumbuh hebat sekali. Ini karena pesaing utama kita di ASEAN, Vietnam, dituduh melakukan ilegal manipulation dari kayu yang ilegal," ujar Lutfi.
Memanfaatkan situasi ini, Pemerintah RI akan mengerahkan upaya agar pelaku UKM di Tanah Air untuk menikmati fasilitas GSP ini. Khususnya bagi produsen yang bergerak di bidang kerajinan tangan (handmade), pintu kayu, hingga perhiasan.
"Jadi kalau hari ini kita mendapatkan USD 2,6 miliar ekspor kita menggunakan fasilitas GSP, pada waktu 3-4 tahun kemudian kita menargetkan at least pertumbuhannya menjadi USD 7,1 miliar, atau naik kira-kira 300 persen dari hari ini," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya