Habiskan dana triliunan rupiah, program pengentasan kemiskinan berjalan lambat

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa penurunan angka kemiskinan di Indonesia berjalan sangat lambat. Padahal, sudah banyak program pemerintah yang ditujukan untuk rumah tangga miskin tersebut.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, M Sairi Hasbullah membenarkan bahwa angka kemiskinan memang mengalami penurunan, namun pergerakannya dari tahun ke tahun sangat lambat.
Per Maret 2017, BPS mencatat kemiskinan Indonesia adalah 10,64 persen atau sekitar 27,7 juta jiwa. "Jika dilihat dari data BPS 2010 ke 2017 memang relatif lambat ya, padahal sudah puluhan triliun dikeluarkan untuk pengentasan kemiskinan," kata Sairi dalam sebuah acara workshop statistik di Hotel Lorin Sentul, Bogor.
Sairi menilai, hal tersebut terjadi karena program pengentasan kemiskinan tersebut tidak sesuai karakteristik. "Beragam cara memerangi angka kemiskinan, tapi gak kena ke karakteristiknya," ujarnya.
Sairi menjelaskan, untuk mengukur karakteristik kemiskinan adalah dengan batas Garis Kemiskinan (GK) 2100 kilo kalori (kkal) per kapita per hari ditambah pengeluaran paling dasar non-makanan. "Selama September 2016-Maret 2017, garis kemiskinan naik sebesar 3,45 persen yaitu dari Rp 361.990 per kapita per bulan pada September 2016 menjadi Rp 374.478 pada Maret 2017," ungkapnya.
Sairi menerangkan, mereka yang berada di bawah GK memang hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup paling dasar, hidupnya serba kekurangan, serba tidak berdaya, serba terpinggirkan dan bahkan kehilangan orientasi arah.
"Mereka adalah buruh tani, petani gurem, buruh industri rumah tangga, buruh bangunan, pedagang asongan dan tinggal di daerah kumuh, menempati lokasi ilegal dengan pendidikan SD ke bawah."
Dengan melakukan pendekatan moneter, pengeluaran rumah tangga tergolong miskin adalah Rp 12.400 per orang dalam rumah tangga tersebut. Dengan asumsi satu rumah tangga terdiri dari 4 sampai 6 orang, maka penghasilan rumah tangga miskin adalah sekitar Rp 1.700.000 per bulan.
"Jadi garis kemiskinan kita itu Rp 1,7 kuta per rumah tangga per bulan, kalau dilihat per orangnya Rp 374.000 per bulan."
Berdasarkan data BPS, kemiskinan pada Tahun 2010 tercatat 13,33 persen atau 31.02 juta jiwa, kemudian pada September 2011 tercatat 12,36 persen atau 30,01 juta jiwa. Sementara itu, pada September 2013 tercatat 11,46 persen atau 28,6 juta jiwa. Pada September 2014, 10,96 persen atau 27,73 juta jiwa. 61,6 persen penduduk miskin berada di pedesaan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya