IHSG Kembali Dibuka Setelah Trading Halt 30 Menit, Kini Bertengger di Posisi 6.011
Trading Halt dilakukan karena terdapat penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 8 persen.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka setelah mengalami penghentian sementara (trading halt) sistem perdagangan di pada pukul 09:00:00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) atau selama 30 menit setelah turun 9 persen lebih.
Menurut pantauan dari IDX Mobile, pada selasa (8/4) pukul 9.57 WIB, IHSG terpantau turun 7,66 persen atau 498,92 poin ke level 6.011.70. Sebelumnya IHSG pada pagi ini turun 9,19 persen atau 598,56 ke level 5.912,06.
Sebagaimana diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Selasa, 8 April 2025, telah melalukan tindakan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di pada pukul 09:00:00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).
Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmat mengatakan perdagangan akan dilanjutkan pada pukul 09:30:00 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan.
Dia menjelaskan tindakan ini dilakukan karena terdapat penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 8 persen.
Pihaknya melakukan upaya ini dalam rangka menjaga perdagangan saham agar senantiasa teratur, wajar, dan efisien sesuai dengan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dan diatur lebih lanjut pada Surat Keputusan Direksi BEI nomor Kep-00002/BEI/04-2025.
"Tindakan ini dilakukan karena terdapat penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 8 persen," kata Kautsar dalam keterangannya, Selasa (8/4).
Pergerakan Saham Sebelumnya
Hampir semua saham-saham berkapitalisasi besar mengalami jatuh yang dalam pada pembukaan perdagangan pagi ini. TLKM turun 14 persen menjadi 2.050, ADRO melemah 6,5 persen jadi 1.725 dan BBCA ke bawah 12 persen menjadi 7.400.
"IHSG diperkirakan masih akan menghadapi tekanan pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi kembali melemah," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya dikutip di Jakarta, Selasa (8/4).
Dari dalam negeri, kepanikan di pasar menjadi salah satu faktor utama yang mendorong aksi jual besar-besaran, terutama karena Indonesia termasuk dalam daftar negara yang dikenakan tarif balasan cukup tinggi oleh Amerika Serikat (AS) yaitu sebesar 32 persen.
Sebagai tanggapan, Pemerintah Indonesia mengambil pendekatan diplomatik melalui negosiasi bilateral dengan mengirim delegasi tingkat tinggi ke AS.
Dari mancanegara, pasar saham AS Wall Street terpukul sejak pengumuman tarif besar-besaran oleh Trump pada Rabu (2/4) malam, yang mencakup seluruh impor ke AS serta tarif lebih tinggi terhadap mitra dagang utama.
Pada perdagangan Senin (7/4), Indeks S&P 500 dan Dow Jones berakhir melemah setelah mengalami perdagangan yang fluktuatif, di tengah kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi dan meningkatnya inflasi.