Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Imbas Virus Corona, Pengusaha Belum Pastikan THR untuk Lebaran 2020 Akan Cair

Imbas Virus Corona, Pengusaha Belum Pastikan THR untuk Lebaran 2020 Akan Cair industri tekstil di semarang. ©2014 merdeka.com/henny rachma sari

Merdeka.com - Para pengusaha di Tanah Air saat ini dihadapkan dalam situasi yang cukup sulit. Di saat bisnis mereka dihantam pandemi virus corona, para pengusaha juga harus mulai memikirkan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk karyawan.

Padahal, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengeluarkan Seruan agar tidak ada kegiatan perkantoran di Ibu Kota selama 14 hari ke depan guna mencegah penyebaran virus corona. Imbauan ini juga berlaku juga untuk tempat hiburan.

"Tutup selama 2 minggu sangat mempengaruhi omzet dan pemasukan mereka. Apalagi dalam kurun waktu 1,5 bulan ke depan kita memasuki bulan Ramadan, sebagian pusat hiburan wajib tutup dan jam operasionalnya dibatasi tentu omzet mereka juga menurun," ujar Ketua DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi DKI Jakarta, Sarman Simanjorang pada reporter Liputan6, Senin (23/3).

Menurutnya, THR dalam kondisi seperti ini pasti menjadi beban bagi pengusaha. Di satu sisi merupakan kewajiban pengusaha, dan di sisi lain omzet dan pendapatan menurun, apalagi pelaku usaha UKM.

"Diharapkan nanti ada dialog bipartit antara perwakilan dunia usaha dengan pekerja untuk menyepakati bagaimana solusi THR jika memang pengusahanya tidak mampu," kata Sarman.

Kalau perusahaan besar kata Sarman mungkin masih mampu memberikan THR. Tapi untuk UKM atau pengusaha hiburan yang mulai hari ini wajib tutup sampai 2 minggu ke depan, tentu pemasukan praktis tidak ada. Sehingga nantinya perlu didiskusikan jauh-jauh hari karena pekerja juga pasti berharap.

"Diharapkan juga teman-teman serikat buruh dan pekerja juga memahami apa yang dihadapi pelaku usaha saat ini," ucapnya.

Pengusaha Tekstil Tak PHK Karyawan

Pandemi virus corona atau Covid-19 yang semakin merebak di Indonesia berdampak pada pelemahan ekonomi. Kondisi ini dirasakan langsung pelaku usaha di berbagai sektor industri, termasuk tekstil dan produk tekstil (TPT).

Melihat riwayat terdahulu, Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK tampaknya menjadi salah satu cara agar sebuah perusahaan tetap mampu bertahan di tengah pelemahan ekonomi. Salah satunya disebabkan pandemi virus corona saat ini.

Namun, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan bahwa industri tekstil dalam negeri saat ini masih beroperasi penuh, dan belum ada perusahaan yang merumahkan karyawannya.

"Masalah PHK sampai hari ini industri tekstil anggota kita yang kita pantau saat ini masih berjalan full," ujar Ketua Umum API Jemmy Kartiwa dalam sesi teleconference, Senin (23/3).

Akan tetapi, Jemmy melihat perkembangan virus corona dan dampaknya terhadap sektor perindustrian semakin cepat tiap harinya. Menangkal situasi ini, API terus memantau dampak virus corona terhadap pangsa pasar dalam negeri.

"Kalau untuk yang ekspor sudah mulai ada yang hold delivery. Ya ini kita lihat sejauh kemampuan teman-teman stoknya gimana, cashflow (arus kas) gimana," sambung dia.

Kendati begitu, dia dan pengusaha tekstil lainnya terus berusaha agar posisi karyawan masih aman dari PHK dalam situasi darurat akibat virus corona saat ini.

"Memang PHK ini sangat dilematis, dan kita sebagai anggota API sangat hindari terjadinya PHK. Sampai hari ini semua masih jalan full," tukas Jemmy.

Reporter: Pipit

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP