Indonesia lirik Jepang dalam pengelolaan sampah menjadi listrik

Merdeka.com - Indonesia diminta agar dapat mengadopsi teknologi pengelolaan sampah Jepang. Di mana negara itu telah berhasil mengonversi sampah menjadi energi listrik.
Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan permintaan itu disampaikan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam pertemuan di Jepang, Rabu (13/12).
"Beliau mendorong juga kerja sama terkait lingkungan seperti pengonversian sampah menjadi energi listrik," katanya seperti dikutip Antara, Kamis (14/12).
Menko Luhut menjelaskan teknologi tersebut sudah diterapkan di Shinigawa Incineration Plant di Tokyo, yang dikunjunginya pada Selasa (12/12). Di pusat pengelolaan sampah itu, sekitar 600 ton sampah dikonversi menjadi 10-15 mega watt (MW) per harinya.
Pusat pengelolaan sampah itu mengurus sampah yang dibuang oleh 9,3 juta orang di 23 distrik di Tokyo. Selain diubah menjadi energi listrik, di fasilitas tersebut sampah juga dijadikan bahan baku semen.
Katalisator yang digunakan dalam fasilitas insinerator itu telah dirancang untuk mengurangi racun, sehingga abu yang diproduksi pun dapat dijadikan bahan reklamasi di Tokyo.
"Saya sudah lihat di beberapa tempat, di sini bagus juga. Teknologi di sini dengan Swedia hampir sama," tutup Menko Luhut yang mengaku tengah menjajaki teknologi pengelolaan sampah di berbagai negara untuk dapat diimplementasikan di tujuh kota di Indonesia.
Pemerintah Indonesia berkomitmen mengurangi sampah plastik dari darat yang menjadi sumber utama sampah plastik lautan. Indonesia sendiri disebut-sebut sebagai negara kedua di dunia yang menghasilkan sampah plastik laut paling banyak.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengolah sampah plastik untuk campuran aspal jalan. Upaya lain yang akan ditempuh adalah pengelolaan sampah hingga pengolahan sampah menjadi energi listrik (waste to energy).
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya