Industri Batubara Diprediksi Bakal Kalah Saing dengan Energi Baru Terbarukan
Merdeka.com - Batubara diprediksi akan kalah bersaing dengan Energi Baru Terbarukan (EBT) jika pengembangan energi bersih tersebut semakin masif. Oleh sebab itu pemerintah meminta pengusaha untuk segera melakukan hilirisasi.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Bambang Gatot mengatakan, jika EBT semakin berkembang pesat akan membuat harganya bersaing dengan batubara, kondisi ini bisa menggeser peran batubara ke depan.
"Kalau EBT berkembang pesat harga keekonomian lebih murah dari batubara," kata Bambang dalam diskusi di Bimasena Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (20/11).
-
Mengapa BPH Migas dorong pemanfaatan gas bumi? Dalam rangka turut menjaga lingkungan, mengurangi emisi karbon, dan mengatasi perubahan iklim, BPH Migas terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi melalui pipa,' imbuhnya.
-
Kenapa Pertamina fokus mengembangkan EBT? Oki menekankan, Pertamina aktif mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) contohnya bioenergi dan geotermal.
-
Bagaimana BPH Migas tingkatkan konsumsi gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
-
Mengapa BPH Migas keluarkan regulasi tentang BBM subsidi? Untuk memastikan penyaluran BBM bersubsidi ini tepat sasaran dan tidak disalahgunakan, BPH Migas telah mengeluarkan regulasi mengenai pedoman pembinaan hasil pengawasan kepada penyalur.
-
Kenapa BP Batam minta dukungan Kementerian? Pada pertemuan ini, Muhammad Rudi juga memohon dukungan Kementerian terkait untuk menggesa penyelesaian Kawasan Rempang Eco-City.
-
Kenapa Emtek dan BPD Bali mau kerjasama? 'Kami melihat pungutan ini adalah hal yang penting untuk mendukung pelestarian alam dan budaya Bali,' kata Steve Christian, CEO Kapanlagi Youniverse , dalam pertemuan dengan BPD Bali, Jumat (21/6).
Bambang mencontohkan, saat ini India sedang menggarap program kelistrikan dengan total kapasitas 175 Giga Watt (GW), mayoritas berasal dari pembangkit dengan energi primer EBT. Harga listrik dari pembangkit tersebut rata-rata 4 cent per Kilo Watt hour (kWh), lebih murah dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berbahan bakar batubara.
"Saya mengingatkan tambang batubara walau. energy mix 2050 batubara masih, tapi kalau EBT berkembang pesat bisa berubah total," ujarnya.
Antisipasi Kalah Saing
Menurut Bambang, untuk mengantisipasi kalah saingnya batubara dengan energi bersih tersebut, perusahaan batubara perlu melakukan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah. Hal tersebut seperti yang dilakukan China, mengolah batubara menjadi avtur dan produk turunan lainya.
"Adied value di sini sangat banyak masalahnya, kalau serius kita bisa dekati bagaimana memberikan keekonomian mari kita buat bersama. Kalau tidak proses lanjut jadi masalah," tandasnya.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan kajian Asian and Pacific Economic Review (APER) di kawasan ASEAN, Eniya menyebut angka investasi hijau saat ini lebih tinggi 70 persen.
Baca SelengkapnyaLangkah ini diperlukan untuk mengurangi tingkat emisi dari operasional smelter. Termasuk dalam mengejar target nol emisi karbon.
Baca SelengkapnyaPemerintah tidak ingin Indonesia sembrono dalam mengekspor energi hijau.
Baca SelengkapnyaMelansir laman MODI Kementerian ESDM, per 4 Oktober 2024, produksi batu bara mencapai 601,69 juta ton atau mencapai 84,75 persen dari target tahun ini.
Baca SelengkapnyaProgram transisi energi sepertinya baru akan terasa dampaknya setelah 2025.
Baca SelengkapnyaKetersediaan batu bara yang melimpah menjadikan komoditas ini sebagai penggerak perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana mengurangi konsumsi batubara secara bertahap dan mengalihkan penggunaan batubara menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca SelengkapnyaDia menekankan bahwa dinamika harga batu bara di masa depan akan sangat tergantung pada kebijakan pemerintah.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM, mengatakan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti cadangan gas bumi dan juga penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM beberkan penyebab bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia tidak akan mencapai target di 2025.
Baca SelengkapnyaJika tak juga dieksekusi, Bahlil mengancam akan menyerahkan hal tersebut kepada pihak swasta.
Baca Selengkapnya