Ini ciri tiket bus dengan tarif menipu, kemenhub minta pemudik awas

Merdeka.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Sugihardjo, meninjau kesiapan Terminal Pulogebang dalam menerima masyarakat yang akan kembali dari kampung halaman. Dalam tinjauannya, Sugihardjo mengimbau perusahaan otobus (PO) melampirkan stempel pada tiket yang akan dijual kepada kepada penumpang.
Sebab, penjualan tiket tanpa stempel rawan pelanggaran. "Saya minta kepada seluruh loket penjualan tiket memberi stempel pada harga tiket yang akan dijual kepada penumpang. Karena kalau tidak diberi stempel itu rawan pelanggaran tarif," ujar Sugihardjo di Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta, Rabu (28/6).
Sugihardjo mengatakan, harga tiket yang ditulis tangan tanpa menggunakan stempel mudah diubah oleh operator bus. Untuk itu, dia meminta penumpang lebih jeli memperhatikan stempel saat membeli tiket.
"Kadang ada yang menulis tangan, tidak ada dikasih stempelnya. Ini penumpang harus jeli, kalau tidak ada stempel dan harganya lebih tinggi dari sewajarnya jangan dibeli," jelasnya.
Pemberian stempel pada tiket merupakan bentuk perlindungan terhadap konsumen pengguna angkutan umum. Pelanggaran terhadap hal tersebut dapat ditindak dengan peringatan maupun dijerat dengan pelanggaran undang-undang perlindungan konsumen.
"Jadi kalau ada tiket yang tidak distempel, bila perlu diambil, kita kasih ultimatum supaya dia distempel. Itu untuk memberi kepastian kepada penumpang tarifnya berapa, bukan ketika sudah naik tarifnya baru ditulis. Itu penipuan namanya. Walau bukan ekonomi tetap bisa ditindak karena dia tidak memberikan info yang benar kepada pengguna jasa," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya