Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini lokasi yang kerap dikenakan biaya isi ulang e-money

Ini lokasi yang kerap dikenakan biaya isi ulang e-money Ahok resmikan e-money parkir meter. ©2015 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) akan mengatur biaya isi ulang (top up) uang elektronik atau e-money meskipun pro kontra akibat wacana tersebut terus muncul. Pengaturan top up e-money disebut penting, sebab perbedaan biaya top up di sejumlah pengisian top up berbeda-beda dan memberatkan bagi masyarakat.

Kepala Program Sistem Pembayaran Bank Indonesia Aribowo mengatakan pihaknya akan mengatur perbedaan harga di sejumlah pengisian e-money. Salah satunya, top up e-money di Halte TransJakarta yang selama ini membebankan biaya top up sebesar Rp 2.000.

"Akan ditertibkan, jadi dibuat standar. Di TransJakarta juga nanti harganya enggak segitu (Rp 2.000). Harganya akan wajar pasti turun," ujar Aribowo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (19/9).

Selain TransJakarta, pihaknya juga akan mengatur biaya top up di toko ritel yang menyediakan jasa top up. Di mana, sebanyak 1.000-3.000 toko ritel melayani pengisian isi ulang kepada masyarakat.

"Kita di dalam menetapkan harga mencoba melakukan penertiban harga. Sekarang harga top up e-money bervariasi, terutama di convenience store sejumlah 1.000-3.000 akan ditertibkan standar," jelasnya.

Untuk itu, dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir mengenai pengenaan biaya top up untuk e-money tersebut. Dia menegaskan hal ini dilakukan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat.

"Tidak usah khawatir. Biaya yang diterapkan akan wajar dan sangat ringan sehingga konsumen mampu melakukan. Kita concern ke perlindungan konsumen. Kebijakan yang dilakukan BI perhatikan perlindungan konsumen dan masyarakat, kelas bawah, menengah dan atas," pungkasnya.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP