Ini penyebab bergejolaknya harga beras di Indonesia versi Ombudsman

Merdeka.com - Anggota Ombudsman, Amad Alamsyah Saragih angkat bicara mengenai masih bergejolaknya harga beras di pasaran. Menurutnya, ada beberapa hal yang menyebabkan harga beras masih tinggi, meski stok pangan tercatat surplus.
Dia menilai, penyebab naiknya harga beras dikarenakan pasokan bahan pangan yang masih belum mencukupi karena terdapat prognosa yang keliru. Untuk itu, Badan Pusat Statistik (BPS) sedang melakukan survei ulang, yang mana diperkirakan akan ada 15-20 persen koreksi atas luas panen di Indonesia.
"Jadi kalau tadi dibilang beras kita 45 juta ton, jika dikoreksi 20 persen menjadi 36 juta ton, konsumsi 33 juta ton, stok Bulog 2,2 juta ton, dan 800.000 stok di pasaran wajar karena cuacanya panas. Jika itu benar, maka kita ada di situasi antara suplai dan demand itu berada surplusnya sangat tipis atau kurang," kata Amad dalam FGD Evaluasi Pelaksanaan Pangan di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Jumat (22/9).
Selain itu, biaya produksi bahan masih tinggi, yakni mencapai USD 0,37 per kilogram untuk produksi padi. Di mana 30 persen dari biaya produksi tersebut dikeluarkan untuk sewa lahan, sementara 35 persen lagi dihabiskan untuk upah pekerja.
Penyebab lainnya adalah penggilingan kelebihan kapasitas. Berdasarkan data BPS, ada sekitar 180.000 penggilingan padi dari data BPS dengan kapasitas terpasang 136,2 juta ton, sedangkan produksi gabah Indonesia sekitar 80 juta ton.
"Struktur pasar yang tidak sempurna. Bagi saya ini masih hipotesa, belum kita buktikan. Selalu KPPU bilang kita sudah melakukan penelitian 10 tahun. Betulkah ada monopoli, oligopoli, kartel, atau dominasi dalam mata rantai distribusi. Kalau memang ada permainan maka harga bisa naik," imbuhnya.
Operasi pasar yang terhambat juga menjadi penyebab tingginya harga beras. Jumlah cadangan beras pemerintah (CBP) hanya 300-400 ribu ton per tahun, sementara persediaan di Bulog sebesar 1,7 juta ton untuk beras sejahtera (rastra).
"Apakah distribusi tepat waktu? Ini sangat menentukan. Untuk operasi pasar murni diperlukan kualitas dan kuantitas yang memadai di samping model operasi pasar yang efektif sesuai situasi," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya