Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini rahasia berburu saham perusahaan IPO agar bisa mendulang untung

Ini rahasia berburu saham perusahaan IPO agar bisa mendulang untung Peluncuran IDX30. ©2012 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Awal bulan ini, dua perusahaan yakni BRI Syariah (BRIS) dan BTPN Syariah (BTPS) sudah resmi melantai di bursa saham. Hingga awal Mei 2018, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sudah 11 perusahaan masuk bursa dari target 35 perusahaan di 2018.

Melangsungkan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana saham ketika pasar sedang bearish bukanlah pekerjaan mudah. Emiten harus mampu meyakinkan para investor bahwa mereka merupakan perusahaan berfundamental kuat. Selain itu, investor juga tak mudah berburu saham saat pasar tengah melemah.

Direktur Utama Reliance Sekuritas Indonesia (RELI), Anita mengatakan, sebelum investor berburu saham IPO, hal pertama yang harus diperhatikan ialah historis perusahaan tersebut. Sisi fundamental perusahaan terutama kinerja harus benar-benar kuat sehingga memiliki prospek bisnis sangat baik di masa depan.

Anita mengingatkan agar calon investor tak sungkan membandingkan dengan perusahaan sejenis di sektor yang sama. Selain itu, calon investor juga harus mengamati apakah harga saham yang ditawarkan itu wajar alias tidak over price. Sebelum IPO, biasanya akan dihitung dahulu berapa harga wajar saham perusahaan tersebut. Ini dilihat dari kinerja historikal dan prospek ke depan.

Selanjutnya, perhatikan laporan keuangan perusahaan yang akan IPO dalam kurun waktu tiga tahun terakhir untuk dapat memperkirakan potensi kinerjanya. Dengan begitu, investor tidak membeli kucing dalam karung.

"Investor yang ingin membeli saham-saham perusahaan yang akan IPO, jangan lupa untuk membandingkannya dengan perusahaan lain di sektor yang sama," ucap Anita, di Jakarta, Rabu (23/5).

Tak kalah penting, calon investor juga disarankan untuk mencermati fundamental perusahaan yang IPO dengan cara melihat Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV). Dengan begitu, akan terlihat saham tersebut masih murah atau mahal. Semakin tinggi PER dan PBV suatu perusahaan, semakin mahal harga sahamnya.

Rumus PER adalah perbandingan harga saham dengan earning per share (EPS). Rumus EPS didapatkan dari perbandingan laba bersih dalam setahun dengan jumlah saham yang beredar di pasar. Biasanya besaran EPS sudah ada pada laporan keuangan perusahaan.

Adapun PBV fokus pada ekuitas perusahaan. Rumus PBV adalah perbandingan antara harga saham dengan book value. Rumus Book Value adalah perbandingan antara jumlah ekuitas dengan jumlah saham yang beredar.

"Cermati juga tujuan IPO di prospektus dan perhatikan dana hasil IPO akan digunakan untuk apa. Apakah digunakan untuk membayar utang, melakukan restrukturisasi permodalan, atau untuk ekspansi usaha. Jika hasil IPO digunakan untuk melakukan ekspansi usaha, tentu saja memberi sinyal positif karena dana tersebut digunakan lagi untuk meraih profit baru sehingga ujungnya investor dapat menikmati untung. Jika porsi untuk membayar utang cukup besar, tentu saja gerak perusahaan tak gesit."

Kemudian, investor yang ingin mengambil saham perusahaan IPO disarankan untuk memperhatikan saat proses book building, apakah mengalami oversubscribe atau undersubscribe. Potensi kenaikan harga saham akan lebih besar jika terjadi oversubscribe.

Kata Anita, membeli saham sama dengan memiliki sebuah perusahaan. Oleh karena itu, investor harus memilih perusahaan mana yang memiliki kinerja bagus sehingga berpeluang memperoleh keuntungan di masa depan.

"Juga, harus disadari, ada banyak saham IPO naik di hari perdana, lalu di hari-hari selanjutnya justru anjlok, dilanda aksi jual dan harganya tak pernah naik lagi hingga menjadi saham tidur. Kalau sudah begini, dapat dipastikan investor akan merugi. Investor juga harus waspada, jangan sampai, penggunaan dana itu justru tidak sesuai dengan prospektus."

Anita menambahkan, hal lain yang juga perlu diamati adalah jumlah porsi saham yang akan dilepas. Jika saham yang dilepas porsinya sedikit, bisa jadi saham ini tidak likuid. Lain halnya jika porsi saham yang ditawarkan besar. Biasanya kalangan pemodal lebih suka saham seperti ini karena likuiditasnya tinggi.

"Investor juga perlu memperhatikan track record penjamin emisi calon emiten. Apakah sukses pelaksanaannya dalam mengelola perusahaan IPO, kemudian adakah kelebihan permintaan (oversubscribe) atau tidak. Jika banyak permintaan, berarti pengelolaan IPO bagus dan direspons publik," tegasnya.

Selain itu kata Anita, perhatikan pula track record penjamin emisi pasca listing. Jika harga saham emitennya terus menanjak, ini dapat menjadi sinyal penjamin emisi tersebut memiliki strategi yang cukup baik dalam menangani IPO.

"Tentu saja, paling aman, memilih saham IPO perusahaan yang secara grup sudah eksis, terpercaya, dan jelas bisnisnya. Investor dalam memilih saham IPO, juga perhatikan siapa saja peminatnya. Jika hanya investor domestik, boleh jadi itu tanda kalau saham tersebut kurang menarik," ucap Anita.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Harga Saham Bisa Naik Turun, Apa Penyebabnya Ya?
Harga Saham Bisa Naik Turun, Apa Penyebabnya Ya?

Masih sering bingung kenapa harga saham bisa naik turun dengan cepat? Begini penjelasannya!

Baca Selengkapnya
Bakal Melantai di BEI, Pertamina Internasional Shipping Mulai Siapkan Prosedur IPO
Bakal Melantai di BEI, Pertamina Internasional Shipping Mulai Siapkan Prosedur IPO

Adapun rencana tersebut tidak akan dilakukan tahun ini maupun dalam waktu cepat.

Baca Selengkapnya
Tak Banyak Orang Tahu, Ini 6 Cara Efektif Mendapatkan Investor untuk Mendanai Bisnis
Tak Banyak Orang Tahu, Ini 6 Cara Efektif Mendapatkan Investor untuk Mendanai Bisnis

Identifikasi dengan jelas bagaimana bisnis yang akan berjalan dapat melengkapi investasi mereka.

Baca Selengkapnya
Jangan Sampai Rugi, Begini Cara Mulai Investasi Bagi Pemula
Jangan Sampai Rugi, Begini Cara Mulai Investasi Bagi Pemula

Tips memulai investasi bagi pemula agar tidak rugi.

Baca Selengkapnya
Perusahaan GPS Ini Bersiap Go Public, Incar Duit Segar Rp 132 Miliar
Perusahaan GPS Ini Bersiap Go Public, Incar Duit Segar Rp 132 Miliar

Berikut rencana perusahaan setelah mengantongi dana segar Rp 132 miliar.

Baca Selengkapnya
Saat Para CEO Berbagi Tips Bangun Startup Anti Rugi
Saat Para CEO Berbagi Tips Bangun Startup Anti Rugi

Indonesia tercatat masuk dalam jajaran negara yang memiliki jumlah startup terbanyak di dunia.Data Startup Ranking per 14 Juni 2023, terdapat 2.482 startup.

Baca Selengkapnya
Tips Mudah Memulai Investasi, Biarkan Uang Bekerja untuk Anda
Tips Mudah Memulai Investasi, Biarkan Uang Bekerja untuk Anda

Tentukan pilihan Anda sesegera mungkin, dan tanamkan keberanian Anda untuk memulai investasi pertama kali.

Baca Selengkapnya
Kembangkan Ekosistem Pasar Modal, BRI dan BEI Berkolaborasi Dorong Nasabah Korporasi IPO
Kembangkan Ekosistem Pasar Modal, BRI dan BEI Berkolaborasi Dorong Nasabah Korporasi IPO

BRI berkolaborasi dengan PT BEI menyelenggarakan seminar terbuka.

Baca Selengkapnya
Jangan Asal Beli, Ini Tiga Waktu yang Tepat Beli Saham Biar Untung
Jangan Asal Beli, Ini Tiga Waktu yang Tepat Beli Saham Biar Untung

Sebelum membeli saham, sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu agar tidak rugi.

Baca Selengkapnya
3 Emiten Saham Ini Langsung Menghijau Serentak Usai IPO
3 Emiten Saham Ini Langsung Menghijau Serentak Usai IPO

Dana IPO akan digunakan perseroan untuk setoran modal ke anak usaha.

Baca Selengkapnya
Tips Sukses Hermanto Tanoko, Crazy Rich dengan Harta Rp35 Triliun
Tips Sukses Hermanto Tanoko, Crazy Rich dengan Harta Rp35 Triliun

Hermanto kini duduk sebagai orang ke-16 terkaya di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Cinema XXI Siap IPO, Harga Saham Capai Rp288 per Lembar
Cinema XXI Siap IPO, Harga Saham Capai Rp288 per Lembar

Cinema XXI akan menawarkan sebanyak-banyaknya 8,33 miliar saham baru, dengan harga penawaran saham berkisar Rp270-Rp288 per saham.

Baca Selengkapnya