Intip sosok pria lulusan SMA pembuat gambar di lembaran uang kertas

Merdeka.com - Pernahkah terpikir siapa pelukis gambar pahlawan dan juga pemandangan yang ada di tiap lembar uang Rupiah? Dia adalah Mujirun. Seorang engraver atau bisa disebut pengukir gambar.
Sejak usia 21 tahun, Mujirun sudah bekerja di Perum Peruri. Sebuah perusahaan percetakan uang milik negara.
Saat itu, Mujirun baru saja menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas. Namun, tak menyurutkan minat Peruri untuk mengajaknya bergabung sebagai karyawan BUMN tersebut.
"Jadi saya belum keluar kuliah, Peruri sudah menawarkan kepada saya (pekerjaan) sekitar tahun 1979. Tiba-tiba saya diimingi-imingi oleh orang yang bekerja di Peruri, akan disekolahkan keluar negeri. Mereka (pihak Peruri) tahu saya bisa melukis. Langsung saja diajak bekerja padahal saya belum selesai sekolah," terang seniman asal Yogyakarta tersebut saat ditemui di rumahnya di kompleks Peruri Ciledug, Tangerang, akhir pekan ini.
Ternyata iming-iming yang menggiurkan tersebut cukup menggoda Mujirun. Apalagi, saat itu mencari pekerjaan tidak mudah.
Maka begitu lulus Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR), Mujirun menyanggupi tawaran tersebut. Dalam ingatannya, ketika itu Peruri menawarkan gaji Rp 50.000 per bulan. Angka tersebut cukup besar untuk ukuran gaji pegawai.
"Gajinya lumayan dan masuk ke Peruri golongan sudah beda sekitar gajinya Rp 50 ribu langsung masuk golongan 2A, PNS lainnya hanya Rp 18 ribu," terang pria kelahiran 26 November 1958 tersebut.
Mujirun pun kemudian hijrah ke ibu kota. Namun, dia tak bisa langsung mengaplikasikan karya-karyanya di Peruri. Dia harus menjalani pendidikan seni lagi. Bahkan, hingga keluar negeri.
Saat itu, Mujirun berkesempatan untuk menempuh pendidikan di Swiss dan Italia guna memperdalam teknik engraving pada gambar utama uang kertas.
"Saya sempat studi banding ke Inggris juga, tahun 1981 saya pernah ditangani oleh profesor dari Italia bagaimana cara mengukir, mengasah pisau, plat tetapi harus berbasic seni rupa dulu," ungkap Lulusan Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Jogjakarta itu.
Sepulang dari Italia, suami Siti Julaeha itu tak langsung mendapatkan kepercayaan membuat gambar-gambar di uang kertas. Kesempatan tersebut baru datang tiga tahun kemudian. Dia dipercaya untuk menggambar sosok pahlawan Teuku Umar yang digunakan untuk uang kertas Rp 5.000.
"Selama ini pembuatan gambar uang itu dilakukan dengan proses seleksi yang ketat. Gambar-gambar diserahkan ke pimpinan BI. Begitu gambar disetujui, seniman yang membuat baru bisa mengerjakannya," ujar Mujirun.
Diakuinya, teknik engrave termasuk cukup rumit, dengan menggunakan media pelat baja lalu menggambarnya menggunakan pisau dengan teknik cukil.
"Bisa dibayangkan betapa rumitnya. Karena itu, kerjanya juga harus pakai kaca pembesar seperti ini," ungkapnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya