IOI kembangkan mobil rakyat kecil untuk nelayan sampai petani

Merdeka.com - Institut Otomotif Indonesia (IOI) menyebut pihaknya saat ini tengah mempersiapkan sebuah proyek percobaan atau pilot project untuk kendaraan rakyat. Kendaraan rakyat ini sendiri nantinya akan ditunjukkan untuk kalangan petani, nelayan, pedagang dan lainnya.
Presiden IOI, I Made Dana M Tangkas, mengatakan kendaraan rakyat tersebut dibuat pihaknya dengan tujuan untuk mempermudah mobilitas para nelayan, petani maupun pedagang dan lainnya. Sayangnya, dirinya enggan membocorkan lebih lanjut seperti apa kendaraan rakyat tersebut dan kapan akan diluncurkan. Namun, kendaraan tersebut nantinya akan memiliki kecepatan sebesar 50-60 kilometer (Km) per jam.
"Saya kira industri automotif harus bisa membuat kendaraannya. Kita sedang buat perencanaan lebih dalam. Spesifikasinya seperti apa nanti," ujarnya dalam diskusi dengan Forum Wartawan Industri di Bandung, Jawa Barat, kemarin.
Selain itu, lanjut Made, pihaknya berharap sinergi dari Kementerian terkait untuk mendukung program ini. Sehingga, nantinya Indonesia benar-benar memiliki kendaraan buatan dalam negeri walaupun masih ditunjukkan untuk kalangan petani, nelayan maupun pedagang.
"Saat ini kita ingin suatu yang nyata menciptakan produk dalam negeri. Kita lihat yang dibutuhkan masyarakat Indonesia seperti apa," tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), dalam pembukaan pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show di Indonesia Convention Exhibition (ICX), mengatakan perkembangan mobnas masih belum konsisten.
"Mobnas kalau kita kadang naik kadang turun. Mobnas juga suatu ukuran yang memang agak ngambang. Apakah komponennnya yang terbesar nasional atau mereknya yang nasional. Itu harus disesuaikan," ucap JK.
Menurut JK, harusnya mobil dengan merek Indonesia, maka komponennya juga harus dari diproduksi nasional. Untuk bisa membangun mobil dengan komponen dan disain murni produk Indonesia, perlu semangat industri nasional meski harus berjaringan internasional.
"Kita sebagai industri tidak bisa mulai dari nol karena akan sulit cepat bersaing, tapi memang harus belajar dari internasional tapi tidak pula perlu diatur, harusnya diatur oleh masyarakat luas," ucap JK.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya