Isu Saham Gorengan Tak Pengaruhi Minat Investor Asing Tanamkan Modal di RI
Merdeka.com - Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widito Widodo menyatakan, isu saham gorengan yang mencuat belakangan ini tidak berpengaruh terhadap minat investor asing dalam menanamkan modalnya di Indonesia.
Seperti diketahui, isu saham gorengan tengah marak dibahas lantaran adanya temuan perusahaan seperti PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri (Persero) yang salah menempatkan portofolio di emiten yang sahamnya anjlok.
"Kalau ditanya sentimennya memang sentimen negatif. Tapi apakah berpengaruh terhadap minat investor asing ke Indonesia? Saya rasa tidak," tegas Laksono di Jakarta, Jumat (10/1).
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Bagaimana inflasi memengaruhi saham? Misalnya, saham dapat berkinerja baik selama periode inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang meningkat.
-
Kenapa Kemendag genjot potensi pasar minyak goreng? 'Kunjungan lapangan tersebut menghasilkan tawaran kerja sama di bidang industri pengemasan minyak goreng Indonesia. Industri pengemasan minyak goreng Indonesia memiliki peluang yang besar untuk dipasarkan di pasar regional Timur Tengah dan Afrika,' ungkap Syahran.
-
Apa dampak sentimen negatif pada saham? Berbeda jika sentimen pasar mulai berubah ke arah negatif. Misalnya saat perusahaan terkena kasus yang membuat kepercayaan investor hilang. Mereka mungkin sesegera mungkin menjual sahamnya. Dengan pasokan saham berlebih, harga yang ditawarkan otomatis akan turun.
-
Kenapa emas menjadi pilihan investasi populer di Indonesia? Ada berbagai alasan yang membuat emas menjadi pilihan investasi populer.
-
Dimana Kemendag genjot pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
Dia menjelaskan, investor asing memang lebih fokus terhadap saham blue chip atau saham pada perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar besar. Sementara, saham yang digoreng rata-rata nilai kapitalisasi pasarnya kecil.
"Saham-saham yang disebut saham gorengan tentu berbeda dengan investor asing yang lebih fokus ke saham-saham besar di IDX 80. Malah lebih fokus ke LQ45 bahkan IDX30," ujar dia.
Investor Asing Fokus Pada Isu Global
Menurut dia, investor asing saat ini lebih memikirkan isu yang terjadi di ranah global, seperti konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran serta kesepakatan dagang Negeri Paman Sam dan China.
"Mereka lebih terdampak terhadap kejadian-kejadian saat ini dunia, seperti ketegangan di belahan semenanjung Arab antara As-Iran. Mereka juga lebih concern kepada berita ekonomi dari indonesia dan politik di Indonesia," ungkapnya.
"Tapi soal berita politik juga mereka sudah terbiasa dengan Indonesia yang negara dinamis, sudah tidak menjadi fokus. Fokusnya lebih kepada domestik ekonomi dan risiko ekonomi global secara keseluruhan," tandasnya.
41 Saham Gorengan
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengidentifikasi adanya 41 saham yang diduga sebagai saham gorengan sepanjang 2019. Nilai rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) 41 perusahaan tersebut kecil, hanya sekitar 8,3 persen dari transaksi harian di 2019 yang mencapai Rp 9,1 triliun.
"Jadi ada 41 saham yang kita identifikasi. Itu volumenya besar karena recehan nilainya, tapi value traded-nya kecil, hanya 8,3 persen," kata Laksono di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/1).
Dia menjelaskan, indikator BEI mensinyalir bahwa 41 saham gorengan tersebut. Hal pertama terkait adanya kenaikan harga terhadap fundamental perusahaan yang dinilai tak wajar.
"Jadi informasi itu yang kami himpun, karena laporan keuangannya mudah didapat sebagai bursa. Yang kedua juga mendengar input dari market, ada perusahaan yang kita lihat kenaikannya tak wajar," paparnya.
Namun demikian, dia belum mau menyebutkan siapa saja nama-nama saham yang teridentifikasi gorengan tersebut, lantaran BEI baru memasuki tahap identifikasi. "Untuk menghormati asas praduga tak bersalah, jadi kami belum bisa sebutkan siapa saja," ujarnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum menarik investor luar negeri, banyak pengusaha dalam negeri yang tertarik untuk bergabung masuk dalam pembangunan proyek IKN.
Baca SelengkapnyaBelum ada pelaku industri agro mengeluh terkait pelemahan nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini, Bahlil mengakui belum ada investor asing yang menanam modal di proyek IKN.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Presiden Jokowi juga secara terang-terangan mengaku belum ada investor asing masuk ke IKN.
Baca SelengkapnyaAda dua alasan secara individu investor asing belum masuk ke IKN.
Baca SelengkapnyaBerikut dampak pemilihan presiden bagi para investor.
Baca SelengkapnyaBahan baku makanan minuman masih didominasi oleh impor dari luar negeri, sehingga hal itu memberikan efek terhadap Industri tersebut.
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan demo besar-besaran zaman dulu, rupiah saat ini tidak seanjlok dulu.
Baca SelengkapnyaPengusaha yakin pemimpin baru OIKN akan membantu pembangunan IKN semakin cepat.
Baca SelengkapnyaJika kepercayaan para investor meningkat, secara otomatis akan meningkatkan nilai modal asing yang akan masuk.
Baca SelengkapnyaAda beberapa negara yang tak setuju dengan berbagai kebijakan pemerintah Indonesia.
Baca Selengkapnyakondisi ini juga lumrah terjadi di sejumlah negara. Bahkan, sekelas negara ekonomi maju seperti Amerika Serikat (AS) hingga China.
Baca Selengkapnya