Jadi Bank Buku II, BCA Bakal Suntik Bank Royal Sebesar Rp700 Miliar
Merdeka.com - Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya akan menyuntik dana senilai Rp700 miliar kepada PT Bank Royal Indonesia. Sebagai anak usaha, Bank Royal nantinya akan difokuskan pada segmen perbankan digital.
Selain itu, upaya penyuntikan Bank Royal juga dilakukan agar perusahaan dapat menjadi bank buku II. Akan tetapi, syarat modal inti bank buku II sendiri ialah Rp1 triliun. Adapun bank buku II merupakan bank yang memiliki modal inti sebesar Rp1-5 triliun.
"Yang jelas kita siapkan untuk jadi BUKU 2. Karena kalau digital harus BUKU 2, jadi kita akan siapkan untuk jadi bank buku 2," tuturnya di Jakarta, Rabu (6/11).
-
Siapa pemilik saham terbesar BCA? Tidak berhenti di situ, kedua bersaudara ini merambah bisnis properti.
-
Siapa saja bank yang terlibat? Bank Rakyat Indonesia, Bank Katimtara, Bank Perkreditan Rakyat merupakan perbankan yang turut berpartisipasi dalam acara Sosialisasi Penguatan Modal tersebut.
-
Apa itu Reksa Dana? Investasi ini dinilai cukup mudah, karena Anda bisa menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham, obligasi dan pasar uang.
-
Siapa pemilik Bank Jago? Masing-masing melakukan akuisisi sebesar 37,65% dan 13,35%, sehingga total kepemilikan keduanya adalah 51%. Hal inilah yang membuat Jerry Ng dan Patrick Sugito sama-sama menjadi pemegang saham pengendali perusahaan tersebut.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Apa fokus utama BRI saat ini? 'Perseroan melihat kondisi ekonomi nasional saat ini memiliki daya tahan terhadap stabilitas ekonomi global dan BRI berkomitmen untuk mendukung program program pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri,' imbuh Sunarso.
Dia menjelaskan, saat mengakuisisi penuh saham Bank Royal Indonesia modal intinya hanya Rp300 miliar. Sebab itu, pihaknya memproyeksi dana yang akan disuntik di kisaran Rp700 miliar.
"Tapi kita harus tetap inject, jadi Rp1 triliun itu modal dasarnya. Nanti kita tambah Rp700 miliar," kata dia.
Nantinya, penyuntikan dana kepada PT Bank Royal Indonesia akan dilakukan secara langsung. "Langsung, nanti kita langsung suntikan," tandasnya.
Perkembangan Transaksi Digital
Jahja mengakui bahwa perkembangan teknologi saat ini berpengaruh besar terhadap pola perubahan yang terjadi di masyarakat. Hal ini tercermin dari perilaku masyarakat ketika ingin melakukan transaksi keuangan.
Dia menyebut transaksi yang dilakukan di ATM saat ini hanya sekitar 23 persen saja, sementara yang dilakukan di cabang BCA hanya mencapai 1,8 persen. Sementara, 75 persen sisanya masyarakat sudah menggunakan mobile banking untuk melakukan transaksi keuangan.
Padahal jika berkaca pada 2007 lalu, masyarakat yang melakukan transaksi di ATM jumlahnya mencapai 71 persen. Sementara, 17 persen dilakukan di beberapa cabang-cabang yang ada di BCA dan sisanya menggunakan mobile banking.
"Begitu cepat perubahan sehingga sepertinya cabang tak begitu diperlukan lagi. Tetapi kalau dilihat berapa nilai transaksi di cabang ternyata 1,8 persen transaksinya nilainya meningkat. 5 tahun lalu apakah saya sudah tahu 2019 seperti ini perbankan? Jawaban saya tak terbayang. Akselerasi teknologi berkembang luar biasa," kata dia.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kantor BCA di Nusantara direncanakan akan menjadi pusat layanan keuangan yang modern.
Baca SelengkapnyaDari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) Bank BCA naik 5 persen yoy menyentuh Rp1.125 triliun.
Baca SelengkapnyaBank BJB kini menjadi salah satu pemegang saham pengendali Bank Bengkulu, setelah penyetoran modal sebesar Rp250 miliar untuk proses KUB.
Baca SelengkapnyaSanksi tersebut berupa denda Rp100 juta atas kasus reksa dana yang dikelola PT Berlian Aset Manejemen (BAM).
Baca SelengkapnyaPT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih Rp24,2 triliun di semester I-2023. Capaian laba ini meningkat sebesar 34,0 persen secara year on year.
Baca SelengkapnyaDanantara berbentuk superholding layaknya Temasek di Singapura.
Baca SelengkapnyaBRI mencatatkan akselerasi kinerja penghimpunan simpanan atau biasa disebut Dana Pihak Ketiga (DPK).
Baca SelengkapnyaSaat ini masih di tahap penelitian dan akan menuju fase menengah.
Baca SelengkapnyaBank DKI pun terus mendorong optimalisasi pelayanan publik melalui berbagai sinergi dalam rangka memberikan peningkatan layanan perbankan berbasis digital.
Baca SelengkapnyaJahja memandang, kehadiran paylater menjawab tantangan di mana tidak semua masyarakat memiliki akses ke uang tunai atau kartu kredit.
Baca SelengkapnyaMasuknya tambahan modal akan berdampak positif kepada para pemegang saham.
Baca SelengkapnyaBegini Transformasi Dijalankan Bank DKI Bisa Raup Laba Bersih Rp693 Miliar di Kuartal III-2023
Baca Selengkapnya