JK akui pemotongan anggaran K/L akan berpengaruh pada kinerja
Merdeka.com - Pemerintah terus berusaha mengencangkan ikat pinggang dengan memangkas anggaran belanja Kementerian/Lembaga (K/L) hingga Rp 50 triliun. Pos-pos yang menjadi sasaran pemangkasan antara lain perjalanan dinas, rapat kerja pemerintah, seminar, honorarium kegiatan, serta belanja jasa seperti pembuatan spanduk kegiatan.
Pemangkasan anggaran belanja tersebut dikhawatirkan mengganggu kinerja Kementerian/Lembaga.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengakui pemangkasan anggaran belanja memang berpengaruh terhadap program atau hasil kerja K/L. Namun, JK menegaskan, pemerintah tidak akan mengutak-atik pos-pos belanja vital, termasuk program pembangunan infrastruktur.
-
Bagaimana Jokowi meminta kepala daerah mengelola anggaran? 'Fokus. Jangan sampai anggaran diecer-ecer ke dinas-dinas semuanya diberi skala prioritas enggak jelas. Ada kenaikan 10% semua diberi 10 persen. Enggak jelas prioritasnya yang mana,' kata Jokowi.
-
Siapa yang diingatkan Jokowi soal pengelolaan anggaran? Jokowi mengingatkan Pemda agar program-program harus berorientasi kepada hasil, sehingga ada return ekonomi.
-
Kapan Jokowi menyampaikan pesan tentang pengelolaan anggaran? Jokowi menyampaikan alasan mengapa semua negara memiliki ketakutan terhadap hal-hal tersebut.'Karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja, beban fiskal itu akan sangat, sangat besar,' jelasnya.
-
Kenapa anak buah Jokowi minta tambah anggaran? Sejumlah menteri dan pimpinan lembaga pemerintah ramai-ramai meminta tambahan anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Permintaan itu disampaikan dalam rapat kerja kementerian dan lembaga dengan DPR. Mereka yang meminta tambahan anggaran di antaranya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
-
Apa rencana Prabowo untuk meningkatkan pendapatan negara? Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berencana akan membuat lembaga khusus bernama Badan Penerimaan Negara (BPN) untuk memaksimalkan pendapatan negara.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
"Tentu efeknya adalah ada sektor-sektor yang selama ini dianggarkan tentu harus dikurangi. Pasti punya efek tapi kita usahakan seminimum mungkin efeknya sehingga yang diturunkan itu anggaran rutin, perjalanan dinas, seminar, penerbitan apa, iklan-iklan, seperti itu. Tapi juga memang tidak lepas juga daripada beberapa program tapi bukan program infrastruktur," ujar JK di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (10/6).
JK menjelaskan, pemotongan anggaran harus dilakukan pemerintah lantaran sisi penerimaan negara, khususnya dari sisi pajak, tidak mencapai target pada 2015.
"Anggaran ini kan dibuat 2015, perkembangan waktu, perkembangan ekonomi dunia, harga-harga, menyebabkan sisi penerimaannya kita tidak bisa capai. Karena itu tidak bisa dicapai maka otomatis pengeluarannya harus diturunkan. Karena kalau tidak, defisitnya bisa lebih dari 3 persen. Itu melanggar Undang-undang," jelas JK.
Seperti diketahuai, realisasi penerimaan pajak tahun 2015 sebesar Rp 1.060 triliun meliputi penerimaan pajak penghasilan non migas (PPh) non migas dan pajak penghasilan migas (PPh) migas.
Angka tersebut tidak mencapai target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 yang menargetkan penerimaan pajak mencapai Rp 1.294 triliun. Maka dapat dikatakan realisasi tersebut kurang sekitar Rp 234 triliun. (mdk/sau)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jusuf Kalla (JK) tidak setuju rencana pemangkasan anggaran wajib (mandatory spending) untuk pendidikan sebesar 20%
Baca SelengkapnyaWapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi terus memantau realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah.
Baca SelengkapnyaStaf Khusus Menkeu menjelaskan, adanya pengurangan anggaran Kementerian dan Lembaga lantaran APBN diprioritaskan untuk pandemi covid-19.
Baca SelengkapnyaTahun Anggaran 2023 akan ditutup beberapa minggu lagi.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara jika dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan yakni 7,6 persen secara tahunan
Baca SelengkapnyaBPK temukan permasalahan Laporan Keuangan tahun 2023 dalam realisasi belanja barang dan belanja modal belum sepenuhnya efektif, efisien, dan taat azas.
Baca SelengkapnyaBelaja Pemerintah pusat periode Januari hingga Agustus 2023 terpantau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2022.
Baca SelengkapnyaIsu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri
Baca SelengkapnyaDalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.
Baca SelengkapnyaHampir semua K/L mengajukan kenaikan tunjangan kinerja ternyata rata-rata kurang optimal dalam menggunakan sistem merit.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengingatkan agar anggaran besar tidak dibagikan ke dinas-dinas terkait
Baca Selengkapnya