Kampanye hemat listrik, ESDM ingin wujudkan keadilan energi

Merdeka.com - Pemerintah telah menggelorakan penghematan nasional konsumsi listrik sebesar 10 persen, sejak 15 Mei 2016. Gerakan ini diklaim bertujuan mewujudkan keadilan energi.
"Pemerintah ingin mewujudkan energi berkeadilan serta sejalan dengan paradigma pengelolaan energi global," kata Sekretaris Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, di Bali, seperti diberitakan Antara, Minggu (21/5).
Di sana, Dadan bersama Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Gusti Nyoman Wiratmaja Puja tengah mengikuti rangkaian kegiatan hemat energi. Di waktu bersamaan, aksi serupa juga dilakukan di Makassar dan Balikpapan.
Adapun yang dimaksud keadilan energi adalah memanfaatkan dana hasil penghematan untuk melistriki berbagai wilayah terpencil di Tanah Air. Gerakan penghematan pun menyasar konsumen rumah tangga, sosial, dan lembaga pemerintah.
"Gerakan ini akan dilaksanakan di sebelas kota yang memiliki konsumsi listrik terbesar," katanya. "Antara lain DKI Jakarta, Banten, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Palembang, Pekanbaru, Lampung, Makassar, dan Denpasar."
Semisal, di Bali, kampanye hemat energi menyasar rumah tangga, sosial, dan gedung kantor pemerintah dengan konsumsi listrik 2.126,17 GWh. Ditargetkan, penghematan sebesar 212,617 GWh senilai Rp 311,909 miliar dan penuruan emisi karbondioksida sebesar 0,192 ton.
Dadan menjelaskan, tiga langkah penghematan listrik bisa dilakukan masyarakat. Yaitu, mematikan lampu, mencabut saklar dan kabel listrik peralatan elektronik tak terpakai.
Kemudian, men-setting pendingin udara (air conditioning/AC) pada level 25 derajat. Lalu, menjadikan hemat energi sebagai gaya hidup sehari-hari.
"Misalkan, kalau setiap hari di kantor mesti pakai jaket atau pakaian tebal karena AC-nya terlalu dingin, maka kenapa AC-nya tidak dinaikkan suhunya, sehingga tidak perlu pakai jaket dan sekaligus juga lebih hemat."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya