KCIC Bantah Transaksi Kereta Cepat Whoosh Dikuasai Bank China
KCIC memastikan transaksi bisnis perusahaan sebagian besar dilakukan di Indonesia.
KCIC memastikan transaksi bisnis perusahaan sebagian besar dilakukan di Indonesia.
KCIC Bantah Transaksi Kereta Cepat Whoosh Dikuasai Bank China
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menanggapi soal tudingan transaksi keuangan Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung yang masih dikuasai bank China, Industrial and Commercial Bank of China (ICBC).
KCIC menegaskan transaksi keuangan terkait dengan berbagai aktivitas manajemen dan operasional Kereta Cepat dilakukan di Indonesia. Untuk mendukung hal tersebut, KCIC telah berkolaborasi dengan Bank Nasional dalam negeri.
"Transaksional bisnis KCIC sebagian besar tetap dilakukan di dalam negeri, sehingga perputaran dana diharapkan tetap memberikan benefit yang optimal bagi perekonomian nasional," ujar General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa dalam keterangan resminya, Jakarta, Sabtu (25/11).
Dia menjelaskan Kereta Cepat Whoosh merupakan Kereta Cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara hasil kolaborasi antara dua negara yaitu Indonesia dan China.
Dalam pelaksanaannya, China Development Bank (CDB) sebagai kreditor yang mendanai proyek Kereta Cepat Whoosh.
Pada prosesnya untuk memastikan kelancaran transaksi, KCIC dan CDB bekerja sama dengan 3 bank yang beroperasi penuh di Indonesia yaitu, BNI, Bank of China, dan ICBC.Selain itu, KCIC juga terus berkolaborasi dengan beberapa bank nasional dalam negeri untuk pemesanan dan pembayaran tiket, penggajian pegawai, hingga pembayaran mitra-mitra perusahaan.
Dalam hal pelayanan perbankan kepada penumpang seperti pemesanan tiket dan transaksi pembayaran, KCIC juga bekerjasama dengan Bank Mandiri, BNI dan BRI.
Adapun kolaborasi yang sudah berjalan di antaranya melalui penyediaan layanan pemesanan tiket di aplikasi Livin by Mandiri, BRImo. Pembayaran untuk pemesanan tiket Whoosh juga dilakukan melalui seluruh bank di Indonesia.
Selain itu KCIC juga menggunakan fasilitas EDC dan QRIS untuk pembayaran tiket di merchant, mesin pembelian tiket, maupun loket stasiun.
Eva mengatakan, KCIC juga telah menyediakan ATM BNI di Kantor KCIC Halim dan yang terbaru ATM BRI di Stasiun Kereta Cepat Halim, Stasiun Kereta Cepat Tegalluar dan Kantor KCIC Halim.
Hadirnya layanan ini bertujuan untuk mempermudah penumpang maupun masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan saat akan berangkat maupun tiba di Stasiun Kereta Cepat dan Kantor KCIC.
"Kolaborasi dengan berbagai lembaga keuangan perbankan juga terus diperluas. Komunikasi dan penjajakan dengan lembaga perbankan dan pihak lainnya terus dilakukan agar pelayanan kepada publik dan penumpang menjadi lebih optimal," tutup Eva.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) Yuddy Renaldi menyatakan berminat untuk menjadi bank yang mengelola transaksi Kereta Cepat Whoosh. Saat ini pihaknya sedang menjalin komunikasi dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk menindaklanjuti keberminatan BJB.
Menurutnya, Bank BJB layak untuk mengambil alih transaksi Kereta Cepat Whoosh, karena BJB telah terbukti banyak menjalin kerja sama dengan BUMN lain.
"Kami ingin jadi bank transaksi. Kami sudah banyak kerjasama dengan BUMN lain seperti Bulog, RNI, Telkomsel, sudah jadi part bisnis. Selain itu holding maunya masuk juga dan itu sudah dilaksanakan," kata Yuddy dalam acara Perbanas: Memperkuat Ketahanan Domestik di Tengah Perlambatan Ekonomi Global, di Padalarang, Jumat (24/11) lalu.
Merdeka.com
Namun, Yuddy mengakui untuk menjadi bank transaksi Whoosh tidaklah mudah. Lantaran, saat ini seluruh aliran transaksi keuangannya masih dikuasai Bank China, yakni Industrial and Commercial Bank of China (ICBC).
"Whoosh ini agak kompleks, uangnya dikuasai bank China. ICBC kalau tidak salah. Sepenuhnya ada di dalam kontrol mereka. uang pooling-nya itu ada di bank China," kata Yuddy.