KEIN sarankan pengembangan industri petrokimia demi bantu hemat devisa

Merdeka.com - Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta, mengungkapkan beberapa strategi yang bisa dilakukan pemerintah untuk menghadapi depresiasi Rupiah. Salah satunya mendorong industri petrokimia.
Dia menjelaskan 50 persen bahan baku industri bersumber dari produk petrokimia. "Petrochemical harus dikembangkan. Lebih dari 50 persen kontribusi dari bahan baku itu datang dari basis minyak," kata dia dalam diskusi di Hotel Ibis Harmoni, Jakarta, Rabu (26/9).
Oleh karena itu, menurut dia, jika produk bisa dihasilkan di dalam negeri alias tidak diimpor, maka Indonesia dapat mengurangi impor dan menghemat devisa. "Selama ini kita banyak impor. Kalau kita bisa proses di sini, maka bisa hemat devisa dan akan pengaruh ke CAD," jelas dia.
Selain itu, langkah harus dilakukan pemerintah dalam mengatasi defisit transaksi berjalan, yang bakal berimbas pada penguatan nilai tukar Rupiah adalah memperbaiki neraca jasa.
"PR kita harus kita kerjakan. Apa? Kalau balance of payment, yang membuat BOP (balance of payment) mengurus salah satu faktornya adalah neraca jasa yang posisinya negatif. Itu dari dulu. Dari 40 tahun lalu seperti itu. Ini yang harus kita selesaikan," kata dia.
Dia pun menambahkan bahwa depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terjadi tidak terlalu buruk jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia.
"Kita tidak jelek jelak amat. Dibandingkan dengan negara peer, berada dalam kisaran yang sama. Masih sama meskipun kita lihat year to date ada di sekitar 10 persenan. Sejak 1997-1998 terjadi terus bukan sesuatu yang tiba-tiba. Kita pernah menghadapi dalam 18 bulan depresiasi 45 persen," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya