Kemendag: Pembahasan barter Sukhoi dengan hasil bumi RI masih alot

Merdeka.com - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Oke Nurwan, mengatakan saat ini pemerintah Indonesia tengah menunggu keputusan Rusia terkait imbal dagang atau barter untuk membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 dengan sejumlah komoditas di dalam negeri. Oke menyayangkan sikap Rusia yang terkesan lamban dalam menyikapi rencana kerja sama tersebut.
"Tidak tahu (kapan ditandatangani). Ini kan sudah awal tahun. Berarti alot di sananya," kata Oke di Kantornya, Jakarta, Kamis (4/1).
Oke mengungkapkan, jika terealisasi, imbal dagang tersebut akan membawa dampak positif terhadap kinerja ekspor Indonesia. Saat ini, lanjutnya, Kemendag dalam posisi menunggu kontrak antara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Indonesia dengan Pemerintah Rusia.
"Intinya kalau untuk imbal dagang kita menunggu main kontraknya di tanda tangan. Jadi nanti bolanya ada di Kemenhan," ujarnya.
Sebagai informasi, pemerintah Indonesia hendak membeli 11 pesawat tempur jenis Sukhoi SU-35 untuk menggantikan pesawat F-5. Pembelian tersebut dilakukan dengan cara imbal dagang (barter) sebesar 50 persen dengan komoditas hasil perkebunan Indonesia.
Mendag Enggar meminta pemerintah Rusia untuk tidak membarter pesawat hanya dengan satu jenis komoditi. Di mana, Rusia sangat menginginkan karet sebagai imbal dagang.
"Komoditinya kami tidak mau satu. Semula mereka harapkan karet aja, tapi kami minta tidak itu aja," kata Menteri Enggar.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya